"(Situasi) ini terburuk yang pernah saya lihat," kata seorang pengemudi ojek yang sedang menunggu penumpang di luar Port-au-Prince, saat ditanya tentang kelangkaan BBM.
Baca Juga: Siap-siap, Kai EXO ‘Comeback’ Bulan Depan
Para pengojek mengikat wadah satu galon di sepeda motor mereka dengan harapan bisa mengisinya dengan bensin yang dijual di pasar gelap.
Harga segalon bensin di pinggir jalan bisa mencapai 20 dolar AS (sekitar Rp283.500), jauh lebih tinggi dibanding harga di SPBU yang hanya 2 dolar.
Pelaku bisnis angkutan menyerukan mogok untuk memprotes gelombang penculikan, yang telah membuat takut sopir truk dan pekerja angkutan umum.
Badan anak-anak PBB, UNICEF, pada Minggu mengatakan telah bernegosiasi untuk mengirim BBM ke rumah sakit namun pihak pemasok kemudian menolak dengan alasan keamanan.
Di sebuah pos polisi dekat Port-au-Prince, dua petugas tak bisa bertugas lantaran kehabisan BBM, kata seorang polisi yang tak mau disebutkan namanya.
"Sebagian besar kendaraan kami hanya terisi seperempat tangki," katanya.***