"Misalnya (slogan) 'Saya Indonesia, saya Pancasila'. Slogan itu, kan, maksudnya baik, ya, memperkuat posisi Pancasila sebagai dasar negara."
"Tetapi, itu justru membuat poros (di masyarakat), 'Kalau Pancasila berarti Indonesia, kalau tidak Pancasila berarti tidak Indonesia'. Kan seperti itu yang muncul dari pernyataan-pernyataan seperti itu," kata Abdul Mu'ti.
Abdul Mu'ti juga mengkritik pembentukan lembaga-lembaga seperti Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Baca Juga: Amerika Serikat Larang Taliban Akses Dana Cadangan Bank Sentral Afghanistan Senilai Rp 126,9 Triliun
"(BPIP) Menjadi badan yang bermasalah juga. Selain dari sisi prestasi juga dari sisi personalia dan berbagai hal lain yang menyangkut lembaga itu," ucap Abdul Mu'ti.
"Malah ada yang menyebut BPIP itu alih-alih memperkuat Pancasila, pimpinannya malah membuat pernyataan yang membuat orang anti-Pancasila," sebut Abdul Mu'ti.***
(Rio Rizky Pangestu)
Artikel ini telah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul Muhammadiyah: Citra Jokowi sebagai Pemimpin yang Jauh dari Umat Islam Belum Bisa Hilang