PURBALINGGAKU - Pada sebuah majelis KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha berkisah tentang seorang ulama yang awalnya anti dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ulama yang anti dengan Maulid Nabi Muhammad SAW itu menurut Gus Baha bernama Syeikh Ibnu Hajar al-Haitami.
Menurut Gus Baha, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami sangat mengharamkan nasyid (lagu pujian terhadap Nabi) bahkan dirinya ingkar kepada beberapa habaib dan ulama pada saat membaca Barzanji.
Suatu ketika, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami menghadiri sebuah acara maulid. Spontan, Ibnu Hajar turut menggerakkan badan karena tersentuh asyiknya.
Baca Juga: Amalan Mengembalikan Barang yang Hilang, Baca Ayat Ini dan Rasakan Keajaibannya
“Lalu, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami ditanya: ‘Kenapa Anda ikut bergoyang, padahal Anda mengharamkannya?’
"Syekh Ibnu Hajar lalu menjawab: ‘Sekarang saya tidak mengharamkan dan akan ikut. Saya melihat Rasulullah di majelis ini melakukan itu,” terang Gus Baha dalam santri Gayeng
Gus Baha menjelaskan meskipun secara lahiriah Rasulallah saw telah wafat, pada hakikatnya Ia tidak pernah meninggalkan umatnya, karena makna dari ruh sendiri adalah kehidupan.