Muhammadiyah Nilai Citra Jokowi Sebagai Pemimpin yang Jauh dari Umat Islam

- 20 Oktober 2021, 23:02 WIB
Potret Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Potret Presiden Joko Widodo (Jokowi). /BPMI Setpres

PURBALINGGAKU- Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menyebut, segregasi keagamaan sangat terasa dalam kehidupan berbangsa di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Pandangan terhadap kinerja pemerintahan ini diungkapkan Abdul Mu'ti dalam diskusi virtual yang ditayangkan di kanal Youtube Moya Institute pada 19 Oktober 2021.

"Dari zaman Pak Harto sampai sekarang, isu keagamaan yang ditampilkan ke publik dengan begitu segregatif, itu mungkin baru terjadi sekarang ini," kata Abdul Mu'ti.

Baca Juga: Waspada Kematian Mendadak Akibat Jantung, Begini Ciri Gejala Awal Anda Mulai Terserang Penyakit Jantung

"Itu pula yang menjadi sebab kenapa pada Pilpres 2019, nuansa keagamaannya itu lebih kuat dibanding Pilpres 2014," tambahnya seperti dilansir dari pikiran-rakyat.com.

Abdul Mu'ti mengatakan, meski Jokowi berupaya menarik simpati lebih besar dari masyarakat dengan cara menggandeng Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden, hal itu dinilai tidak menolong citra Jokowi yang terbangun di benak sebagian masyarakat selama ini.

"Citra Jokowi sebagai pemimpin yang tidak dekat dengan umat Islam, itu belum bisa hilang dari mata publik," kata Abdul Mu'ti.

Abdul Mu'ti kemudian memberikan contoh kebijakan di era Jokowi yang tadinya bermaksud mempersatukan masyarakat, ternyata malah terkesan menciptakan eksklusi bagi kelompok tertentu.

Baca Juga: Tiga Remaja di Purbalingga Ketahuan Pesta Miras, Habis Lari, Balik Lagi Menyerahkan Diri

"Misalnya (slogan) 'Saya Indonesia, saya Pancasila'. Slogan itu, kan, maksudnya baik, ya, memperkuat posisi Pancasila sebagai dasar negara."

"Tetapi, itu justru membuat poros (di masyarakat), 'Kalau Pancasila berarti Indonesia, kalau tidak Pancasila berarti tidak Indonesia'. Kan seperti itu yang muncul dari pernyataan-pernyataan seperti itu," kata Abdul Mu'ti.

Abdul Mu'ti juga mengkritik pembentukan lembaga-lembaga seperti Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Baca Juga: Amerika Serikat Larang Taliban Akses Dana Cadangan Bank Sentral Afghanistan Senilai Rp 126,9 Triliun

"(BPIP) Menjadi badan yang bermasalah juga. Selain dari sisi prestasi juga dari sisi personalia dan berbagai hal lain yang menyangkut lembaga itu," ucap Abdul Mu'ti.

"Malah ada yang menyebut BPIP itu alih-alih memperkuat Pancasila, pimpinannya malah membuat pernyataan yang membuat orang anti-Pancasila," sebut Abdul Mu'ti.***

(Rio Rizky Pangestu)

 

Artikel ini telah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul Muhammadiyah: Citra Jokowi sebagai Pemimpin yang Jauh dari Umat Islam Belum Bisa Hilang

Editor: M Fahmi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah