Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Sayembara Cincin Jaka Tingkir dan Berdirinya Kadipaten Onje (2)
Jaka Kaiman ternyata masih keturunan Raden Haryo Baribin, cucu Prabu Brawijaya, raja terakhir Majapahit.
Sementara itu, putri bungsu Adipati Wargautama, Rara Sukartiyah dijodohkan dengan Bagus Sukra, anak Ki Gede Banyureka, Demang Toyareka
Perjodohan ini direncanakan saat keduanya masih sangat belia. Saat dirasa sudah cukup umur, mereka kemudian dipersatukan.
Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Pelangi di Langit Onje (1)
Namun, apa mau dikata, rumah tangga kedua pasangan belia itu tiada kecocokan. Adagium ‘witing tresno jalaran soko kulino’ tak berlaku bagi mereka.
Meskipun sudah dibiasakan, namun api asmara hanya berkobar di hati Bagus Sukra. Sedangkan Rara Sukartiyah tetap dingin. Cinta bertepuk sebelah tangan.
Dinginnya hari Rara Sukartiyah rupanya juga berimbas ke atas ranjang. Sejak awal pernikahan rupanya Rara Sukartiyah tidak bersedia melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.
Bulan berganti, Rara Sukartiyah pun meminta talak dari sang suami. Tak ada pilihan lain, Bagus Sukra pun akhirnya terpaksa memenuhi keinginan istrinya dan pulang ke pendopo orangtuanya di Toyareka.