Mengenal Sejarah Aksi Heroik Pejuang Kemerdekaan di Purbalingga

- 27 Oktober 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi Mengenal Sejarah Aksi Heroik Pejuang Kemerdekaan di Purbalingga
Ilustrasi Mengenal Sejarah Aksi Heroik Pejuang Kemerdekaan di Purbalingga /Mufid Majnun /Pixabay

PURBALINGGAKU - Aksi heroik perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia (RI) juga terjadi di Kabupaten Purbalingga. Sejumlah pahlawan kemerdekaan lahir di kabupaten di wilayah eks karesidenan Banyumas itu.

Mulai dari Jenderal Soedirman, Mayjend Soengkono, Kapten Sarengat, Lettu Kuseri, Camat Pujowiyoto, Lurah Arsawikrama dan lainnya.

Demikian benang merah dari diskusi bertajuk ‘ Jejak Perjuangan Pertahankan Kemerdekaan di Bumi Perwira’, yang digelar Komunitas Historia Perwira, di Kedai Pojok, Rabu (30/8/2023) malam.

Diskusi mengetengahkan kisah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, 1945 – 1949 yang terjadi di wilayah Purbalingga.

Baca Juga: Negara Manakah yang Menawarkan Gaji Tinggi di Asia?

Hadir sebagai narasumber penulis buku Jejak Perjuangan Kemerdekaan di Bumi Perwira Gunanto Eko Saputro Budayawan Agus Sukojo, Sejarawan Ganda Kurniawan dan aktivis muda Laksa Tiar Makmuria dengan Moderator Bayu Kisnandi. Acara terselenggara berkat kerjasama dengan Literasi Community, IMM Abu Dardiri dan GMNI Purbalingga.

Dalam kesempatan tersebut Gunanto memaparkan bukan hanya Arek-Arek Suroboyo yang bergolak, tak cuma Pemuda-pemudi Bandung yang membuat lautan api, tak hanya Rakyat Jogja yang bergerak, Orang Purbalingga juga darahnya mendidih kala Belanda dan kroninya ingin mengangkangi kembali negeri ini. “Bumi Perwira juga menjadi saksi para pejuaang yang rela menumpahkan keringat, darah dan air mata demi Indonesia Merdeka,” ungkapnya.

Gunanto mencontohkan pertempuran terjadi di Blater, siswa-siswi yang tergabung dalam Pasukan Pelajar IMAM (Indonesia Merdeka Atau Mati) mengamuk di Lamuk, Bobotsari menjadi lautan api, Padamara membara menentang Belanda, pejuang dengan heroik menyergap barisan musuh di Sinduraja. Kemudian, masyarakat Gunung Wuled harus menerima hujan kanon karena dijadikan markas pejuang.

Selanjutnya Ganda Kurniawan menambahkan referensi sejarah bahwa pasukan Belanda yang datang ke Purbalingga pada Agresi Militer I dan II berasal dari Brigade V. Mereka masuk ke Purbalingga lewat jalur pemalang, Bobotsari lalu sampai di Purbalingga. “Oleh karena itu, banyak pertempuran pada agresi militer memang terjadi di Bobotsari,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: Ikhwan Mutaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x