PURBALINGGAKU- Suatu hari di tengah hutan belantara bernama Hutan Pengalasan Kulon yang ada di sebelah tenggara Gunung Slamet ada seorang petualang bernama Ki Tepus Rumput tengah khusyuk bersemedi.
Ia duduk bersila diatas sebuah batu ceper membentuk sebuah altar, di bawah pohon besar nan rindang. Matanya terpejam, diam.
Rambut di kepala Ki Tepus Rumput sudah panjang tak terurus, kumis dan jambangnya awut-awutan.
Tubuhnya kurus kering, pipinya cekung, pertanda sudah berhari-hari Ia menjalani semedi tanpa makan dan minum.
Petualang sebatangkara itu adalah murid Syech Subakir. Ia ditugaskan bersama istrinya untuk membuka hutan di tanah perdikan dan membangun sebagai pemukiman untuk ditempati bersama keturunannya.
Malang tak dapat ditolak, belum sampai tugasnya usai, istrinya meninggal.
Ki Tepus Rumput pun sendirian meratapi nasib malangnya. Ia kemudian menghabiskan waktunya dengan menenggelamkan diri dalam laku tapa brata.