SERI SEJARAH PURBALINGGA: Jasa Arsantaka: Lahirnya Kadipaten Purbalingga (8)

26 September 2021, 11:06 WIB
Makam Ki Arsntaka di Purbalingga. /Blog igosaputra

PURBALINGGAKU- Semasa Arsantaka menjabat Demang Pagendolan, wilayahnya di bawah kekuasaan pemerintahan Karanglewas yang dipimpin seorang ngabehi bernama Tumenggung Dipayuda I.

Sementara Karanglewas merupakan wilayah bawahan Banyumas yang waktu itu dipimpin Tumenggung Yudanegara III (1730-1749).

Tumenggung Dipayuda I dan Tumenggung Yudanegara III adalah kakak beradik, sama-sama putra Tumenggung Yudanegara II yang menjadi Adipati Banyumas tahun 1710-1728.

Sementara, Kadipaten Banyumas merupakan wilayah Mancanegara Kilen yang masuk wilayah kekuasaan Kesultanan Surakarta yang saat itu dipimpin oleh Pakubuwana III.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Petualangan Ki Arsantaka (7)

Pada tahun 1749, terjadilah perseteruan antara Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi yang melahirkan Perang Mangkubumen.

Kadipaten Banyumas memihak kepada Pakubowono III dan mereka mengirimkan pasukan yang dipimpin langsung Adipati Banyumas, Tumenggung Yudanegara III.

Perwira pasukan Banyumas ada Ngabehi Karanglewas Dipayuda I, Demang Pagendolan Ki Arsantaka, Demang Sigaluh Ki Mertoboyo dan Demang Penggalang Ki Ronodipuro.

Pasukan Pakubowono juga didukung pasukan Belanda yang dipimpin oleh Mayor De Clerk dan Kapitain Hoetje.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Awal Mula Pecahnya Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Banjarnegara (6)

Pada sebuah peristiwa Perang Mangkubumen yang terjadi di Desa Jenar (Bagelen), Pasukan Pakubuwono III terdesak dan dikepung Pasukan Mangkubumi.

Pertempuran ini menewaskan Mayor De Clerk dan Kapiten Hoetje. Pertempuran jenar juga trut mengantarkan Dipayuda I menghembuskan nafas terakhir. Jasadnya sempat hilang.

Ki Arsantaka lah yang kemudian mencari dan menemukannya, konon masih lengkap dengan seragam kompeni berwarna ungu.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Pantangan Orang Wirasaba Menikah dengan Orang Toyareka! (5)

Jenazah Dipayuda I dibawa ke Kadipaten Banyumas karena keluarga besarnya berasal dari sana.

Sebab meninggal dalam pertempuran di Jenar, diberi julukan Ngabehi Seda Jenar. Dipayuda I dikebumikan  di Astana Redi Bendungan, Desa Dawuhan,Banyumas.

Kemudian, kedudukan Dipayuda I sebagai Ngabehi Karanglewas digantikan putra dari  Yudanegara III yang kemudian bergelar Dipayuda II.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Tragedi Cinta Putri Kadipaten Wirasaba dan Demang Toyareka (4)

Sebagai rasa terima kasih atas jasa Ki Arsantaka dalam Perang Mangkubumen dan menyelamatkan jenazah adiknya, Yudanegara III mengambil salah satu putera Kiai Arsantaka, yaitu Kiai Arsayuda sebagai menantu.

Selain itu, Ki Arsayuda juga diberi anugerah, diangkat menjadi Patih Karanglewas.

Tumenggung Dipayuda II tidak lama menjabat Ngabehi Karanglewas, hanya sekitar tiga tahun (1755-1758). Ia sakit-sakitan dan meninggal dengan sebutan Nagabehi Seda Benda.

Jabatannya sebagai Ngabehi Karanglewas kemudian dilimpahkan pada patihnya, Ki Arsayuda yang kemudian bergelar Tumenggung Dipayuda III.***

 

Gunanto Eko Saputro PURBALINGGAKU/M Fahmi

Artikel ini dilansir dari blog igosaputra.

Gunanto Eko Saputro, lahir di Desa Langgar, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada 13 Agustus 1983.

Igo, sapaan akrabnya, merampungkan program sarjana Ilmu Manajemen Hutan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Magister Ilmu Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Tahun 2006, ia bekerja di Majalah Tempo sebelum akhirnya memilih jalan ninja sebagai abdi negara di tanah lahirnya, Purbalingga.

Saat ini Igo memiliki ketertarikan baru di bidang sejarah. Bahkan dia sudah menerbitkan buku Seri Sejarah Purbalingga.

Igo bisa disapa di dunia maya pada laman facebook Igo Saputra, Instagram @igoendonesia dan blog igosaputra.

Editor: M Fahmi

Sumber: Gunanto Eko Saputro

Tags

Terkini

Terpopuler