SERI SEJARAH PURBALINGGA: Awal Mula Pecahnya Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Banjarnegara (6)

25 September 2021, 19:12 WIB
Ilustrasi Jaka Kaiman Menghadap Sultan Hadiwijaya. /seputarpurbalingga.blogspot.com

PURBALINGGAKU- Setelah menerima laporan Gandheknya jika Adipati Wargautama telah terbunuh, Sultan Hadiwijaya yang merasa bersalah.

Ia pun kemudian memanggil anak keturunan Adipati Wargautama untuk meminta maaf.

Namun, tidak ada satupun anak keturunan Adipati Wirasaba yang berani menghadap ke Pajang lantaran takut mengalami nasib serupa dengan ayahandanya.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Pantangan Orang Wirasaba Menikah dengan Orang Toyareka! (5)

Keturunan Adipati Wargautama ada lima, Raden Ayu Kartimah (dinikahi Jaka Kaiman), Ngabehi Wargawijaya, Ngabehi Wirakusuma, Ngabehi Wirayuda, dan Si Bungsu Rara Sukartiyah yang dipersembahkan menjadi selir Sultan Pajang.

Akhirnya, Jaka Kaiman lah yang memberanikan diri mewakili saudara-saudaranya menghadap sultan.

Ternyata bukan teguran atau hukuman yang ditakutkan saudara-saudaranya, namun penobatan penggantian kekuasan.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Tragedi Cinta Putri Kadipaten Wirasaba dan Demang Toyareka (4)

Sebab, Jaka Kaiman yang berani datang, ialah yang diberi kepercayaan oleh Sultan Hadiwijaya untuk menggantikan ayah mertuanya menjadi Adipati Wirasaba dengan gelar Adipati Wargautama II.

Namun, Jaka Kaiman tahu diri dan tak mau rakus menguasai Kadipaten Wirasaba, Ia sadar hanyalah anak menantu dan sudah diberi kemuliaan di Wirasaba.

Oleh karena itu ia tak enak hati dan meminta izin Sultan Pajang untuk berbagi kekuasaan dengan semua saudaranya.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Tragedi Terbunuhnya Dua Puteri dan Lahirnya Ki Arsantaka (3)

Akhirnya, pada 1571, Jaka Kaiman membagi Kadipaten Wisaraba menjadi empat wilayah.

Wilayah Wirasaba diberikan kepada Ngabehi Wargawijaya yang tetap menjadi Kadipaten Wirasaba dan kemudian hari masuk di Kadipaten Purbalingga.

Wilayah Merden diberikan kepada Ngabehi Wirakusuma menjadi yang menjadi cikal bakal Kadipaten Cilacap.

Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Ngabehi Wirayuda yang berkembang menjadi Kadipaten Banjarnegara.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Sayembara Cincin Jaka Tingkir dan Berdirinya Kadipaten Onje (2)

Ia sendiri memilih untuk memimpin Wilayah Kejawar, asal orang tua angkatnya yang di kemudian hari berkembang menjadi Kadipaten Banyumas.

Akhirnya, Wirasaba pun terbagi menjadi empat wilayah kekuasaan yang kini semuanya berada di eks Karesidenan Banyumas.

Raden Jaka Kaiman pun dikenal dengan sebutan Adipati Mrapat karena Ia ‘mara papat’ alias membagi empat Kadipaten Wirasaba.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Pelangi di Langit Onje (1)

Jadi, bisa dibilang Wirasaba itulah cikal bakal Banyumas, Cilacap, Banjarnegara dan Purbalingga.

Kini, Wirasaba menjadi sebuah desa yang ada di Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga.

Nama desa ini kembali dikenal karena di Wirasaba tengah dibangun sebuah Bandara Jenderal Besar Soedirman yang akan menjadi pintu gerbang bagi kabupaten di wilayah eks Karesidenan Banyumas.***

 

Gunanto Eko Saputro PURBALINGGAKU/M Fahmi

Artikel ini disadur dari blog Igosaputra.

Gunanto Eko Saputro, lahir di Desa Langgar, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada 13 Agustus 1983.

Igo, sapaan akrabnya, merampungkan program sarjana Ilmu Manajemen Hutan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Magister Ilmu Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Tahun 2006, ia bekerja di Majalah Tempo sebelum akhirnya memilih jalan ninja sebagai abdi negara di tanah lahirnya, Purbalingga.

Saat ini Igo memiliki ketertarikan baru di bidang sejarah. Bahkan dia sudah menerbitkan buku Seri Sejarah Purbalingga.

Igo bisa disapa di dunia maya pada laman facebook Igo Saputra, Instagram @igoendonesia dan blog igosaputra.

Editor: M Fahmi

Sumber: Gunanto Eko Saputro

Tags

Terkini

Terpopuler