Baca Juga: Hukum Bertemu Ramadhan Padahal Belum Membayar Hutang Puasa Tahun Lalu
Menurutnya dengan demikian Gus Dur sudah selesai di situ, berpikirnya adalah filosofi substantif, atau ma'nawiyun.
Kemudian yang kedua Gus Dur berbicara agama itu sebagai nilai moral, sebagai akhlak, sebagai sebuah etika.
"Dan yang ketiga saya kira semua meyakini bahwa Gus Dur itu berpikir secara humanis. Segala sesuatu cara pandangnya adalah humanis. Nah, di sinilah kenapa Gus Dur itu memilih pemikiran-pemikiran yang sangat modern bahkan juga liberal," ujarnya.
Baca Juga: Tanda-tanda Seseorang Menjelang Kematian Secara Medis, Muncul Bintik di Kulit hingga Nyeri di Dada
Ia mengatakan bahwa di sisi lain khas secara pemikiran NU dalam tingkatan ukhuwah; yaitu ukhuwah nahdliyyah, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah. Semua ukhuwah itu bagi Gus Dur sudah selesai.
Sementara masyarakat awam sesungguhnya masih di ukhuwah-ukhuwah yang pada tingkat rendah sekali.
"Jadi untuk ukhuwah islamiyah kita itu belum selesai, apalagi ukhuwah insaniyah. Nah, Gus Dur itu dalam bacaan banyak tokoh-tokoh, termasuk saya juga berkeyakinan bahwa tingkat pemikiran Gus Dur ini sudah lewat dari ukhuwah yang tiga ini. Dia sudah masuk ke dalam tingkatan ukhuwah insaniyah," tegasnya.***