Dalam keterangannya Guswanto mengatakan, untuk informasi lebih spesifik publik hingga level kecamatan, publik dapat mengaksesnya di situs resmi BMKG.
Baca Juga: Mantan Polisi Ini Jadi Penadah Sindikat Pencuri Spesialis Mobil Pikap di Purbalingga
Lebih lanjut Guswanto menjelaskan, bencana hidrometeorologi disebabkan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin yang terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.
"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," ucapnya.
Menurutnya, fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO.
Baca Juga: Lantik Sekda Baru, Herni Sulasti Jadi Sekda Perempuan Pertama Dalam Sejarah Purbalingga
Sementara itu, pada Kelvin skala harian. Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.
Untuk informasi, setidaknya lima orang meninggal dunia karena musibah banjir yang mengepung sejumlah kawasan di Jakarta awal tahun ini.
Lima korban meninggal dunia terdiri dari satu orang lanjut usia dan 4 anak-anak.