Pemkab Purbalingga Belajar ke Banyumas, Atasi Soal Pengelolaan Sampah

- 2 Desember 2022, 16:44 WIB
Bupati Purbingga belajar ke Banyumas soal pengelolaan sampah, Jumat 2 Desember 2022
Bupati Purbingga belajar ke Banyumas soal pengelolaan sampah, Jumat 2 Desember 2022 /Dok. Humas Pemkab Purbalingga

PURBALINGGAKU - Pemkab Purbalingga Belajar ke Banyumas, atasi soal pengelolaan sampah. Berdasar niat belajar, rombongan Pemkab Purbalingga datang ke Ruang Jaka Kaiman, Kompleks Pendopo Sipanji, Banyumas hari ini, Jumat 2 Desember 2022.

Rombongan Pemkab Purbalingga dipimpin langsung oleh Bupati Dyah Hayuning Pratiwi. Rombongan diterima oleh Bupati Banyumas, Achmad Husein dengan didampingi OPD terkait.

"Kita ketahui bersama bahwa Pemerintah kabupaten Banyumas ini merupakan pemerintah yang sukses bahkan saat ini menjadi pilot project di beberapa kabupaten atau kota kaitan sampah," kata Dayah Hayuning Pratiwi.

Menurutnya, saat ini daerahnya masih dalam tahap berjuang untuk menemukan solusi yang tepat terkait penanganan sampah. Salah satu yang sudah dilakukan, kata dia, pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) secara bertahap karena anggaran cukup besar.

Baca Juga: 5 Permainan Anak Kampung yang Hampir Punah, Ada yang Bikin Tegang

"Nah pada kesempatan ini kami ingin belajar dan tentunya meminta Tips and Trick, Ini. Gimana ceritanya Pemkab Banyumas bisa sukses dalam jangka waktu yang singkat untuk menangani permasalahan sampah," ungkapnya.

Sementara, Achmad Husein pada pertemuan itu memberikan sejumlah saran ke Pemkab Purbalingga. Menurutnya, salah satu yang perlu dilakukan dengan menyediakan hanggar atau Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse and Recycle (TPS3R).

"Harus dibangunkan PDU (pusat daur ulang) besar, TPS3R atau hanggar, minimal 1200 meter persegi. Untuk menampung sampah dengan kapasitas 25 - 30 dump truck per hari maka perlu dibangun 4 unit," kata Husein.

Baca Juga: Masyarakat Antusias Melihat Koleksi Museum Keliling dari Museum Soegarda Poerbakawatja

Dalam hanggar, lanjut Husein, masing-masing minimal disediakan mesin Bag Conveyor (pemilah sampah manual) dan Gibrik (mesin pencuci sampah plastik).

Husein menyebut dengan pengadaan alat-alat itu, secara keseluruhan peralatan nilainya hanya Rp 300 juta, sedangkan bangunan mencapai Rp 1,2 miliar. Melalui alat-alat tersebut, baru Kelompok Sadaya Masyarakat (KSM) yang mengelola sampah akan mendapatkan penghasilan.

"Sumber penghasilan KSM itu dari penjualan sampah high value, seperti plastik, kresek, plastik kemasan, botol plastik. Dengan pemasukan 8 truk sampah per hari, di Banyumas mereka mendapatkan penghasilan Rp 30 juta per bulan," ungkapnya.

Baca Juga: Ujian CAT PPK KPU Purbalingga Dijadwalkan, Ratusan Pendaftar Tak Lolos Administrasi

Jika ingin menambah nilai lagi, menurut Husein bisa ditambah alat lagi, yakni Hot Extruder dan Mesin Hidrolik. Alat tersebut berguna untuk menghasilkan plastik cair dan mencetaknya menjadi berbagai produk.

Sedangkan sampah yang tidak bisa dimanfaatkan kembali baik daur atau proses lainnya, lanjutnya, bisa dibakar dengan alat pirolisis yang sudah sesuai ketentuan.

"Terkait dengan lahan hanggar, tidak harus menggunakan lahan Pemda. Seperti yang terjadi di Banyumas, hanggar justru dibangun di lahan milik desa termasuk pengelolaan sampahnya dilakukan oleh KSM dari BUMDes," tuturnya.

Baca Juga: Sidang Kasus Korupsi Pegawai Kantor Pos Rembang Purbalingga, Begini Isi Tuntutannya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purbalingga, Priyo Satmoko SH mengungkapkan Pemkab Purbalingga berkomitmen mengadopsi sistim pengelolaan sampah yang diterapkan di Banyumas.

"Kami sebenarnya sudah merintis sistim ini hanya saja kami belum memiliki peralatan secanggih yang dimiliki Banyumas," kata Priyo

Dia menuturkan, langkah awal yang sudah dilakukan yakni pemetaan mengenai wilayah dan volume sampah yang dihasilkan. Hasil pemetaan, kata Priyo, mendapat kesimpulan dibutuhkan 4 lokasi PDU/TPST untuk melayani pengolahan sampah di Purbalingga.

Baca Juga: Peduli Korban Gempa Cianjur, PMII Purwokerto Rayon Dakwah Galang Dana

"Rencananya di Kecamatan Bobotsari, Rembang, Bukateja dan Purbalingga. Di Kecamatan Purbalingga tentu ada prioritas tersendiri yang hanya akan melayani satu kecamatan karena volume sampahnya paling banyak," tutur Priyo.***

Editor: Rifatuts Tsaniyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah