Tiga Pemikiran Modern Gus Dur yang Tetap Relevan Hingga Sekarang

22 Januari 2022, 15:09 WIB
Tiga Pemikiran Modern KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang tetap relevan hingga sekarang bagi Nahdlatul Ulama (NU) dan masyarakat umum / /Santrigusdur.com

PURBALINGGAKU- KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah presiden Republik Indonesia keempat sekaligus tokoh penting dalam Nahdlatul Ulama (NU).

Pemikiran Gus Dur masih sangat berpengaruh bagi masyarakat secara umum dan NU khususnya.

Sedikitnya ada tiga hal yang menjadikan Gus Dur modern dalam pemikiran-pemikirannya.

Ketiganya adalah berpikir secara filosofi substantif, berbicara agama sebagai nilai moral, dan berpikir secara humanis.  

Baca Juga: Mata Uang Kripto dalam Pandangan Islam, Wajib Baca Ini Sebelum Terlanjur 

Komisioner Komisi Nasional Perempuan Ustadz Imam Nakha'i mengatakan hal itu saat Bedah Buku Gender Gus Dur, Selasa (18/1/2022) seperti dukutip dari NU Online.

Acara tersebut diadakan secara daring sebagai rangkaian haul Gus Dur yang diadakan oleh Santri Gus Dur Yogyakarta.  

Nakha'i menjelaskan pertama Gus Dur ini memahami agama atau bahkan cara berpikir secara substansi, atau istilahnya filosofi substantif.

"Kalau dalam bahasa agamanya itu dia kelompok yang al-ma'nawiyah, jadi bukan kelompok al-harfiyah. Jadi berbicaranya di tingkat maqasid di tingkat tujuan, bukan bicara di tingkat wasail, sarana.  Di tingkat sarana Gus Dur sudah selesai itu, sementara kita sekarang ini masih ini itu masih wasail, bagaimana berpakaian, bagaimana macam-macam lah, itu masih wasail," jelasnya.  

Baca Juga: Hukum Bertemu Ramadhan Padahal Belum Membayar Hutang Puasa Tahun Lalu

Menurutnya dengan demikian Gus Dur sudah selesai di situ, berpikirnya adalah filosofi substantif, atau ma'nawiyun.  

Kemudian yang kedua Gus Dur berbicara agama itu sebagai nilai moral, sebagai akhlak, sebagai sebuah etika.

"Dan yang ketiga saya kira semua meyakini bahwa Gus Dur itu berpikir secara humanis. Segala sesuatu cara pandangnya adalah humanis. Nah, di sinilah kenapa Gus Dur itu memilih pemikiran-pemikiran yang sangat modern bahkan juga liberal," ujarnya.

Baca Juga: Tanda-tanda Seseorang Menjelang Kematian Secara Medis, Muncul Bintik di Kulit hingga Nyeri di Dada

Ia mengatakan bahwa di sisi lain khas secara pemikiran NU dalam tingkatan ukhuwah; yaitu ukhuwah nahdliyyah, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah. Semua ukhuwah itu bagi Gus Dur sudah selesai.

Sementara masyarakat awam sesungguhnya masih di ukhuwah-ukhuwah yang pada tingkat rendah sekali.  

"Jadi untuk ukhuwah islamiyah kita itu belum selesai, apalagi ukhuwah insaniyah. Nah, Gus Dur itu dalam bacaan banyak tokoh-tokoh, termasuk saya juga berkeyakinan bahwa tingkat pemikiran Gus Dur ini sudah lewat dari ukhuwah yang tiga ini. Dia sudah masuk ke dalam tingkatan ukhuwah insaniyah," tegasnya.***

Editor: M Fahmi

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler