Baca Juga: Karl Marx ‘Bapak Komunis’ Ternyata Punya Keponakan yang Jadi Bupati Purbalingga, Ini Buktinya
Pria yang karib disapa Igo itu mengukur, diameter terlebar cerukan sekitar 15 centimeter dan diameter tersempit sekitar 10 centimeter.
Lokasi Situs Batu Dakon tak jauh dari situs bersejarah lainnya di Desa Onje yaitu Masjid Sayid Kuning. Jaraknya sekira 250 meter ke arah pertemuan tiga sungai yang ada di belakang masjid.
“Masyarakat setempat menyebutnya kedung pertelu, jojok pertelu atau tempuran tiga. Batu Dakon tepat berada di pojok tebingnya. Tebing tersebut juga ditutup tatanan batu yang membentuk talud berjenjang, kemudian ada anak tangga yang, keseluruhanya serupa punden berundak,” kata Igo.
Baca Juga: Ternyata Sudah Ada Pabrik Zaman Prasejarah di Purbalingga, Ini Buktinya
Nah, yang menggelitik, apakah fungsinya Batu Dakon tersebut? Apakah anak-anak jaman purba di Bumi Perwira ini sudah mainan Congklak?
Igo mengungkapkan, temuan artefak serupa Batu Dakon tak hanya di Purbalingga. Batu Dakon juga ditemukan di Bogor, bahkan ada tiga, yaitu, di area Situs Kebon Kopi, Batu Dakon Kampung Raden Saleh dan Batu Dakon Pasir Jaya.
Artefak serupa juga ditemukan di Situs Cengkuk, Sukabumi; Situs Sinjar Bulan, Jambi; Aek Sipitu Dai, Limbong, Pulau Samosir; Situs Benteng Sari, Lampung Timur; Situs Kulawi, Sigi, Sulawesi Tengah dan Situs Taman Purbakala Cipari, Kuningan.
“Dengan temuan Batu Dakon di seantero Nusantara, artinya batu seperti itu lazim digunakan oleh pada zaman dulu,” ujarnya.
Seorang arkeolog, Agus Aris Munandar dan kalangan ahli prasejarah berpendapat lubang di batu itu berfungsi sebagai altar sesajian seperti kembang-kembangan atau biji-bijian.