Kumpulan Wejangan Cak Nun Mengenai Kehidupan

- 8 Juli 2022, 20:30 WIB
Ilustrasi Cak Nun sedang sinau bareng bersama jamaah Maiyah dan berikut ini Kumpulan Wejangan Cak Nun Mengenai Kehidupan
Ilustrasi Cak Nun sedang sinau bareng bersama jamaah Maiyah dan berikut ini Kumpulan Wejangan Cak Nun Mengenai Kehidupan /facebook/udin/


PURBALINGGAKU - Siapa yang tidak kenal dengan sosok Emha Ainun Nadjib atau yang kerap dipanggil Cak Nun.

Cak Nun adalah simbah bagi anak-anak Maiyah, peseduluran Maiyah yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Pada setiap acara di belahan dunia yang diisi oleh Cak Nun, tak pernah satu acarapun yang tak berisi wejangan mengenai kehidupan.

Baca Juga: Cerdas dan Bijak Bermedsos, Langkah Nyata Menghindari Kasus Pelanggaran ITE

Bukan hanya pada setiap acara, melainkan pada banyak karya yang beliau buat itu pun penuh dengan mutiara-mutiara kehidupan.

Artikel ini, berisi sejumlah wejangan Cak Nun mengenai kehidupan bagi setiap orang:

1."Kesedihan boleh ada, tapi jangan ada kebencian kepada siapapun".

2."Cinta bukanlah bertahan seberapa lama Tetapi seberapa jelas dan ke mana arahnya".

3."Pelajaran terpenting bagi calon pemimpin adalah kesanggupan menjadi rakyat. Barang siapa sanggup menjadi rakyat yang baik, itulah pemimpin yang baik. Maksudnya, Sikap mental seorang pemimpin haruslah sikap mental kerakyatan".

4."Kalian berbicara bahwa dunia semakin rusak dan akan semakin rusak. Siapa yang merusak? Kalian sendiri".

Baca Juga: Sejarah Purbalingga, Menguak Tabir Misteri Kadipaten Mesir

5."Salah satu unsur cinta dewasa adalah empati. Kalau kekasih kita haus, kita yang gugup mencarikan air minum. Kalau kekasih kita terluka, perasaan kita yang mengucurkan darah".

6."Jangan paksa orang untuk mencintaimu. Tagihlah dirimu untuk mencintai siapapun".

7."Orang boleh salah, agar dengan demikian ia berpeluang menemukan kebenaran dengan proses autentiknya sendiri".

8."Empati adalah salah satu unsur yang harus ada dalam menjalin hubungan, Antara satu sama lain harus saling menghargai dan memahami karena pada dasarnya cinta adalah saling melengkapi. Selalu berusaha merasakan apa yang dirasakan pasangannya juga adalah salah satu wujud nyata dari cinta".

Baca Juga: Sosiologi Unsoed Garap Film MTs Pakis Cilongok, Kisahkan Wajah Pendidikan di Lereng Gunung Slamet

9."Kamu punya ruang dalam hatimu untuk merasakan hati para mbambung (gelandangan) sehingga hatimu sedih, getir, terimpit seribu gunung. Sementara orang-orang pandai sibuk dengan program-program dan omong besar di koran-koran".

10."Agama itu letaknya di dapur. Tidak masalah mau pakai wajan merk apa di dapur, yang utama adalah makanan yang disajikan di warung sehat. Maka ukuran keberhasilan orang beragama bukan pada sholat atau umrohnya, melainkan pada perilakunya".

11."Tuhan tidak tersakiti oleh pengingkaran Anda. Tetapi Tuhan sangat tersakiti jika Anda berpura-pura menyembahNya".

12."Apa gunanya kepandaian kalau tidak memperbesar kepribadian manusia sehingga ia makin sanggup memahami orang lain?".

Baca Juga: Inilah Profil Sandiah Ibu Kasur, Sosok Pendidikan Anak Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari Ini

13."Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tak bisa dibawa mati".

14."Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya? Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya tak diterima".

15."Secara filosofis, sesungguhnya tak ada "orang besar" dan tak ada "orang kecil" dalam takaran pemilikan ekonomi atau perbedaan status sosial budaya. Kecil dan besar hanya terjadi pada kualitas kepribadian".

16."Iblis tidak berjarak dengan diri kita, dengan karakter budaya, politik dan pasar sejarah kita. Malah Tuhan yang jaraknya cenderung semakin menjauh dari kita, kecuali pas kita perlukan untuk memperoleh keuntungan atau mentopengi muka".

Baca Juga: Pendidikan Seksual Sejak Dini, Tameng Terbaik Kekerasan Seksual

17."Kata ahli pedang, ilmu pedang tertinggi adalah kalau sudah bisa membelah kapas yang melayang-layang tanpa mengubah arah gerak kapas itu. Aneh, ujian tertinggi bagi keahlian pedang bukanlah baja atau batu karang melainkan kapas. Kekerasan yang telah mencapai puncaknya berubah menjadi kelembutan, kelembutan tak bisa dikalahkan oleh kekerasan".

18."Keceriaan dan kenyamanan hidup tidak terlalu bergantung pada hal-hal di luar manusia melainkan bergantung pada kekayaan batin di dalam diri manusia".

19."Bukanlah hidup kalau sekadar untuk mencari makan, bukankah sambil bekerja seseorang bisa merenungkan suatu hal, bisa berzikir dengan ucapan yang sesuai dengan tahap penghayatan atau kebutuhan hidupnya, bisa mengamati macam-macam manusia, bisa belajar kepada sebegitu banyak peristiwa".

Baca Juga: Amalan Agar Keinginan Cepat Terkabul dalam Agama Islam, Lakukan Lima Langkah Ini

20."Bisakah kita menumbuhkan kerendahan hati di balik kebanggaan-kebanggaan?".

21."Coba hitunglah kehidupan di sekitarmu, hitung pula dirimu sendiri, temukan kemuliaan di sekitarmu".

22."Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah?".

23."Kemenangan yang benar-benar kemenangan tidaklah terjadi pada seseorang atas orang lain, melainkan atas dirinya sendiri".Baca Juga: Arti Mimpi Bertemu Ibu yang Telah Meninggal Menurut Buya Yahya

24."Anda tak bisa menghakimi ekspresi seseorang hanya dengan melihat bunyi kata-katanya, melainkan Anda harus perhatikan nadanya, nuansanya, letak masalahnya".

25."Apakah akhlak itu untuk dipamerkan kepada orang lain (melalui pakaian)? Tidak boleh kan? Maka semampu-mampu saya, berpakaian seperti ini untuk mengurangi potensi 'penipuan' saya kepada Anda".

26."Hidup ini sangat luas dan dimensi-dimensi persoalannya tak terhingga, untuk itu diperlukan bukan sekadar wawasan yang luas dan pengetahuan yang terus dicari melainkan juga kearifan dan sikap luhur yang konsisten dari hari ke hari".

Baca Juga: Sejarah Sholat Tarawih dan Jumlah Rakaat yang Dikerjakan Nabi Muhammad SAW oleh Gus Baha

27."Tuhan tidak bertanya padamu apakah kamu mampu menolong gelandangan atau tidak, tapi melihat apakah kamu mencintai orang lemah atau tidak".

28."Belajarlah membedakan mana kemuliaan dan mana kehinaan, amatilah mana orang yang luhur dan mana yang hina, mana yang derajatnya tinggi dan mana yang rendah. Pakailah mata Allah sebagai ukuran".

29."Jangan anggap diammnya seseorang adalah hal yang sombong, bisa jadi ia sedang sibuk bertengkar dengan dirinya sendiri".

Baca Juga: Regenerasi Seniman Dalang Jemblung di Purbalingga, Katasapa Gelar Workshop Bareng BPNB Yogyakarta

30."Jabatan tertinggi adalah menjadi dirimu sendiri, sebagaimana apa yang telah Tuhan takdirkan saat menciptakanmu".

31."Opo wae sing ana ning uripmu, Ngguyu'o. Kowe wong lanang, ora patut ngeluh".

32."Silahkan memilih apa saja yang membuatmu bergerak mendekat pada Allah dan membuat Allah dekat padamu. Tidak peduli kebahagiaan atau kesengsaraan, asal membuat Tuhan dan kamu berdekatan".

33."Tuhan tidak menuntumu untuk sukses, melainkan berjuang".

34."Ojo nglewihi batas. Tugas kita sebagai manusia hanyalah berlaku 'baik' terhadap sesama manusia. Apapun sudut pandangnya dalam berpikir atau apapun agamanya, yang berhak 'menilai' hanyalah Tuhan, Allah SWT".

Baca Juga: Pameran Gambar 'Klangenan' di Bioskop Misbar Purbalingga Dibuka, Kebangkitan Seni Rupa Paska Pandemi

35."Cukup kerja saja. Tak perlu iri pada mereka yang berpangkat dan berseragam. Tuhan yang mengatur dan bertanggung jawab atas rezeki seluruh manusia yang ia ciptakan".

36."Banggalah dengan apa yang kamu perjuangkan untuk orang tuamu. Bukan bangga terhadap apa yang orang tuamu miliki".

37."Bila air sedikit dapat menyelamatkanmu dari rasa haus, tak perlu meminta lebih banyak yang barangkali dapat menenggelamkanmu".

38."Apa yang kita lakukan ke orang lain sebenarnya kita sedang melakukan untuk diri kita sendiri".

Baca Juga: Burung Masuk Rumah Pertanda Apa? Ini 6 Artinya Menurut Budaya Jawa Salah Satunya Pembawa Rezeki Besar

39."Hidup ini pinjaman. Jadi, tidak usah kemaki terhadap apa yang kita miliki. Musibah terbesar manusia itu, rasa memiliki".

40."Kalau engkau menggerakkan tangan hanya dan kaki karena didorong oleh rasa senang, maka engkau adalah bayi".

Itulah kumpulan wejangan Cak Nun tentang kehidupan yang dirangkum dari buku-bukunya ataupun video-video dakwahnya.***

Editor: M Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x