Kontribusi Hasil Tani Untuk Pertumbuhan Ekonomi

5 Desember 2022, 20:37 WIB
Ilustrasi. Kontribusi Hasil Tani Untuk Pertumbuhan Ekonomi /Dok. Humas Pemkab Purbalingga/

PURBALINGGAKU - Pemulihan kondisi ekonomi setelah adanya ketidakpastian ekonomi global, pemerintah melakukan beberapa persiapan untuk menghadapi krisis yang mungkin terjadi kedepanya.

Salah satunya dengan meningkatkan hasil sumber daya alam lokal. Diwilayah Kabupaten Purbalingga pemerintah melakukan penyuluhan bahwa anak muda untuk bertani.

Hal tersebut dilakukan agar perekonomian lokal tetap stabil. Pertanian merupakan salam satu sumber yang sangat potensial di kabupaten purbalingga.

Dukungan penyuluhan agar petani muda bangkit dan meneruskan untuk melakukan bertani ternyata memiliki beberapa hambatan.

Tidak asing lagi bagi para petani masalah dalam pertanian kerap kali muncul. Seperti harga pupuk yang terus naik namun tidak sebanding dengan harga hasil panen yang kerap menurun dipasaran.

Selain dari itu para petani sebenarnya juga menyayangkan adanya impor hasil tani dari luar negeri. Produktifitas petani purbalingga cukup bagus dimana Surplus beras hingga 18.000 ton per tahunnya adalah bukti bagaimana pertanian di Kabupaten Purbalingga terbilang kuat.

Selain itu banyak juga komoditas lain yang juga potensial, misalkan gula kelapa yang telah menembus pasar ekspor hingga Jepang, Amerika dan Yunani (Bupati Purbalingga).

Produktivita sendiri merupakan kemampuan setiap orang, sistem, atau suatu perusahaan dalam menghasilkan produk barang atau jasa dengan cara memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien.

Dengan adanya produktifitas yang memanfaatkan sumber daya alam dengan baik maka dapat menciptakan pula sebuah daya saing yang tinggi. Untuk menignkatkan daya saing dan menjaga kestabilan harga hasil panen pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan khusus.

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, dimana Pemerintah Pusat dan Daerah bertugas mengendalikan dan bertanggung jawab atas ketersediaan bahan pangan pokok dan strategis di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai komoditas pangan pokok utama di Indonesia, beras mempunyai kedudukan sangat penting dari sisi ekonomi maupun sosial, sehingga terjadinya fluktuasi harga beras akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan petani dan masyarakat. Kenaikan harga beras di Indonesia bukan disebabkan rendahnya produktifitas pertanian. 

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi untuk menciptakan kondisi surplus. Meskipun produksi beras jauh lebih besar daripada kebutuhan, harga beras di masyarakat belum menunjukkan adanya penurunan.

Pemerintah berkepentingan menetapkan regulasi untuk menciptakan tata niaga beras yang berkeadilan melalui penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras serta penerbitan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 31 Tahun 2017 tentang Kelas Mutu Beras.

Masalah yang sebenarnya kadang timbul adalah rendahnya harga dikarenakan distribusi yang tidak merata serta adanya oknum para kulak besar didesa yang menawar harga lebih rendah dari pasaran.

Oleh karena itu masyarakat sebisa mungkin dapat menambah kualitas mutu serta lebih kreatif dalam menawarkan produknya secara mandiri agar dapat meningkatkan daya saing produknya dipasaran.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan masyarakat dalam meningkatkan daya saing produk hasil tani mereka di tengah ketatnya persaingan yaitu :

  1. Ciptakan Produk yang Unik
  2. Jalankan Pemasaran Online
  3. Ikuti Perkembangan Tren
  4. Lakukan Inovasi yang Menarik
  5. Perlakukan Pelanggan dengan Baik
  6. Belajar Manajemen Bisnis

Masalah penurunan harga hasil tani sebenarnya sudah menjadi perhatian khsuus oleh pemerintah. Untuk masyarakat yang bertani perlu meningkatkan daya saing dan produktifitas yang terjamin.

Tantanngan yang besar kini muncul dikarenakan kondisi global yang terus mengalami kemajuan. Begitupun dengan Indonesia yang terus berusaha meningkatkan daya saing agar tidak kalah saing dengan kompetitor luar.

Penulis: Dwi Yulianti (Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman).

Editor: Ikhwan Mutaqin

Tags

Terkini

Terpopuler