Covid 19 Varian Botswana Ditemukan di Belgia, Uni Eropa Panik

28 November 2021, 12:44 WIB
Virus Covid 19 varian baru muncul di Afrika Selatan punya kemampuan mutasi yang tinggi dan dapat menghindari sistem imun /Unsplash/Viktor Forgacs

PURBALINGGAKU - Uni Eropa Menyatakan Stop Perjalanan dari Afrika Selatan setelah Belgia menjadi negara Eropa pertama yang mengkonfirmasi kasus Covid 19 varian Botswana

Semua negara Uni Eropa menutup perjalanan dari Afrika Selatan setelah kepanikan terhadap temuan varian baru Covid 19 yang disebut Omicron di Belgia.

Presiden Uni Eropa menyatakan dewan pakar kesehatan dari 27 negara Uni Eropa setuju dengan kebijakan penutupan akses perjalanan dari Afrika Selatan.

"Pelarangan berlaku untuk sejumlah negara, antara lain Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe," kata Erick Mamer, Komisioner Uni Eropa dikutip dari dailymail.co uk.

Baca Juga: Jurnalis Amerika Serikat Dijatuhi Hukuman 11 Tahun Penjara oleh Pengadilan Militer Myanmar

Staf Kenegaraan Uni Eropa juga melarang perjalanan ke sejumlah negara tersebut.

Hal ini dilakukan setelah Belgia menjadi negara Eropa pertama yang mengkonfirmasi kasus Covid 19 varian Botswana, Minggu 28 November 2021. Varian ini telah menyebar ke tiga benua dalam waktu empat malam.

Mentri Kesehatan Belgia mengatakan, kasus Covid 19 varian baru ini terdeteksi menginfeksi seorang gadis yang belum divaksinasi.

Baca Juga: Seperti Covid-19, Penyebaran TBC di Purbalingga Butuh Perhatian Serius

Kasus ini ditemukan setelah pasien menjalani tes karena mengalami sejumlah gejala Covid 19.

Pasien ini kembali dari Mesir 11 hari yang lalu. Temuan ini menunjukkan varian Botswana yang disebut Omicron telah menyebar di daratan Afrika.

Negara-negara Eropa dibebaskan menentukan kebijakan untuk mengantisipasi masuknya kasus Covid 19 varian baru ini. Beberapa negara mengambil kebijakan melarang perjalanan dari negara Afrika Selatan.

Baca Juga: Jurgen Klopp Tak Puas Meski Liverpool Menang 4-0, Ini Penyebanya

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, juga akan menerapkan larangan dari negara Afrika Selatan dan tujuh negara lainnya mulai Senin mendatang.

Keputusan ini diambil atas saran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Tim Reaksi Covid 19, dan Penasihat Kesehatan Kepresidenan Dr Anthony Fauci.

Varian baru Covid 19 yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan ini menjadi peringatan bagi dunia karena menurut para peneliti varian ini tak mempan terhadap vaksin.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Perlahan Bangkit, Presiden Jokowi Wanti-wanti Jaga Kendali Penyebaran COVID-19

Mamrc Van Ranst, virologist yang mendeteksi kasus Covid 19 varian baru di Belgia mengatakan pasien itu kemungkinan terpapar di Belgia, bukan saat bepergian di luar Eropa.

Sebab, pasien ini di Mesir awal November, namun perkembangan gejala muncul 11 hari setelah kembali ke Belgia.

Swis sejak Jumat mensyaratkan karantina selama 10 hari dan negatif tes untuk warga negara Belgia. Israel dan Hong Kong juga menerapkan larangan perjalanan ke Afrika Selatan.

Baca Juga: Dukungan Indonesia bagi Para Pemuda Saint Vincent and Grenadines, Indonesia Hibahkan Bus Sekolah

Israel juga mendeteksi kasus varian baru. Ini menunjukkan varian ini telah menyebar ke tiga benua dalam empat malam.

Pasien di Israel telah menjalani vaksinasi. Ia baru saja kembali dari Malawi. Dua kasus lain kini dalam investigasi.

Infeksi terbanyak terjadi di Afrika Selatan. Varian yang secara sains dinamai B.1.1.529 ini merupakan varian paling berbahaya karena sangat mudah menular dan lebih tahan terhadap vaksin daripada semua varian sebelumnya.

Baca Juga: 100 Pemimpin Negara Berjanji, 2030 Tidak Ada Lagi Deforestasi di Bumi

Angka pasien yang terinfeksi Covid 19 di Afrika Selatan naik 93 persen dalam sehari. Ilmuwan setempat menyatakan varian ini telah menyebar di sembilan provinsi di negara itu.***

Editor: Rifatuts Tsaniyah

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler