Blended Learning, Langkah Strategis Mewujudkan Transformasi Digital Demi Meningkatkan Kapasitas SDM Indonesia

- 13 November 2022, 13:28 WIB
Ilustrasi Blended Learning
Ilustrasi Blended Learning /dok Sekolah Murid Merdeka

Trilling & Fadel (2019) mengungkapkan jika akan terjadi perubahan-perubahan di abad 21 ini, diantaranya terkoneksinya transportasi dan informasi di dunia, berubahnya pendapatan dan pekerjaan baru akibat pertumbuhan ekonomi dan kompetisi persaingan global.

Lalu, apa hubunganya dengan sektor Pendidikan? Pendidikan adalah sarana untuk menciptakan calon generasi Sumber Daya Manusia di masa depan. Mereka nantinya akan bersaing untuk menciptakan atau mendapatkan lapangan pekerjaan. Sehingga perlu persiapan sejak dini untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di era digitalisasi.

Kemdikbud (2013), mengungkapkan bagaimana membangun paradigma pembelajaran abad 21 yang memberikan penekanan pada kemaampuan peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber, berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah serta dapat berpikir secara analitis.

Lebih lanjut, Wegner (2010) mengatakan jika siswa harus menguasai keterampilan dan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah kolaborasi dan kepemimpinan, ketangkasan mempunyai jiwa entrepreneur, punya inisiatif, kemampuan beradaptasi, menganalisis informasi, berimajinasi dan dapat berkomunikasi dengan baik.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Menrisbudristek), Nadiem Anwar Makarim dalam rapat kerja dengan komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI) pada Senin, 26 September 2022 di Jakarta menjelaskan, bahwa lebih dari 1,6 juta guru di Indonesia sudah menggunakan platform Merdeka Mengajar yang membuka akses pada pengembangan diri secara lebih mandiri dan sesuai kondisi. Kemudian terdapat lebih dari 3500 komunitas belajar para guru, terkumpulnya lebih dari 55 ribu konten belajar mandiri.

Transformasi teknologi sudah membantu terfasilitasinya pengembangan diri lebih dari 724 ribu mahasiswa melalui program Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 2700 mitra industry ke dalam Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 43 ribu praktisi ke dalam program Praktisi Mengajar.

Tidak tanggung-tanggung, untuk memfasilitasi pergerakan transformasi digital di Indonesia, Mendikbudristek menggelontorkan potensi dana lebih dari 51 triliun rupiah yang pengelolaanya dilakukan dengan transparan dengan dukungan platfom, SIPLah, ARKAS dan TanyaBOS.

Indonesia siap untuk menjawab pergeseran paradigma Pendidikan melalui Kemenrisbudtek dengan menghadirkan transformasi digital di berbagai level Pendidikan. Salah satunya, penggunaan metode blended learning yang sudah diterapkan di Indonesia. Tidak hanya untuk peserta didik saja, pengajar pun dituntut untuk lebih menguasai perkembangan teknologi agar menghasilkan siswa yang memiliki kapasitas mumpuni.***

 

Artikel ini ditulis oleh: Yon Daryono, S.Sos. M.Sos (Sosiolog)

Halaman:

Editor: Tias Cahya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x