PURBALINGGAKU - Puisi adalah karya sastra yang merupakan ungkapan dari perasaan seseorang.
Puisi terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait. Puisi mengandung makna dan bahasa yang indah.
Berikut puisi puisi karya penyair Purbalingga, Agustav Triono yang penuh makna dan indah:
Baca Juga: Bertemu Presiden saat Divaksin, 'Kembaran' Jokowi ini Malah Menangis
ANAK ZAMAN
karya Agustav Triono
Bersandar pada dinding kamar
Remang cuaca sunyi jiwa
Tatap nanar pada buram layar
Potongan-potongan peristiwa
Terangkai dalam pigura zaman
Menjadi mozaik rupa warna
Zaman kian gelap mata
Generasi sunyi nurani sepi makna
Anak-anak berpesta di internet
Bernyanyi hipnotis diri
Menyembah dan memujanya
Ditemani sesajen popcorn dan softdrink
Musik menghentak sudutsudut ruang
Dari rumah-rumah mewah bekas sawah
Anak-anak kini lupa tetangga
Saling menyapa di dunia maya
Asyik berkirim gambar dan kepalsuan berita
Canda dan gurau tak terdengar
Hanya berdebar saat ponsel bergetar
Di depan laptop anak-anak mematung bisu
Kadang senyum sendiri di smartphone terbaru
Memuja drama korea juga sinetron televisi
Berandai dan bermimpi jadi selebriti
Nak, mari kembali bermain tanah
Memanjat pohon dan renang di kali
Dan di kala purnama hiasi malam sunyi
Ramaikanlah pesta di gang kampung sendiri
Dengan jonjang umpet, gobag sodor, atau lompat tali
Simpan sejenak gadgetmu di almari
Matikan televisi yang cuma haha hihi
Nak, mainlah ke sawah
Sapalah pak tani sedang menyiangi
Ciumlah bau lumpur endapan leluhur
Sawah menguning di ujung desa
Hampir pesta panen tiba
Bantulah paman-paman tani
Agar kau ngerti ilmu padi
Nak, zaman bergulir cepat
Kau harus bersiasat
Lahaplah buku-buku bermutu
Teguklah ilmu
Agar kau kenyang
Himpunlah energi, berlari, lalu terbang
Meraih asa , cita dan impi
Namun tetaplah membumi.
Purbalingga, November 2016
Baca Juga: Tidur Ngorok Bisa Sembuh Alami dengan Melakukan 5 Hal Ini
DI BAWAH KIBARAN MERAH PUTIH
Karya Agustav Triono
Di bawah kibaran merah putih kutegakkan diri
Meski beban hidup kian menjadi-jadi
Mentari memanggang tubuh letih
Tak kuhirau luka dan perih
Di bawah kibaran merah putih kumenangis dalam sanubari
Masih banyak derita anak negeri
Anak-anak telanjang kaki
Berangkat sekolah seberangi kali
Meniti seutas tali
Meniti jalan menuju cita-cita diri
Di bawah kibaran merah putih kukumandangkan Padamu Negeri
Dengan sumbang dan terbata-bata
Terbayang wajah ibu pertiwi
Berselimut duka dan lara
Tersebab anak-anak bangsa lapar dan dahaga dimana-mana
Bahagia belum sepenuhnya merata
Di bawah kibaran merah putih kulangitkan doa
Agar rakyat aman sentosa
Tertawa bahagia di alam nusantara
Bergenggam erat dalam satu lingkaran
Tak goyah oleh angin pertikaian
Di bawah kibaran merah putih kutegakkan kepala
Menatap pelangi indah mewarna
Mega-mega membiru di angkasa
Mata berbinar memandang asa
Untuk kejayaan Indonesia Raya.
Purbalingga, Agustus 2017
Baca Juga: Misteri Batu Prasasti Cipaku, Dianggap Meteorit hingga Bisa Merubah Arah Jarum Kompas
DI DEPAN MONUMEN
Karya Agustav Triono
Mematung di depan monumen perjuangan
Kupandang ilalang gersang menghias sekeliling
Lumut lumut kenangan nempel erat di tubuhnya
Kokoh diterpa zaman
Membeku diam
Tak sekadar penanda semata
Tak hanya kenang masa silam
Monumen penguak sejarah
Renungan tuk meniti masa depan
Awan hitam menggelayut
Langit redup
Senandung pilu monumen terdengar sayup-sayup
Tetes gerimis membasah
Mendinginkan jiwa menikam rasa
Monumen perjuangan tegak berdiri
Pasang surut cuaca tempa jiwa
Kisah darah juang melenggang kenang
Hiruk pikuk masa berjuang terngiang
Kala angin mendesau pelan-pelan
Samar-samar lirih terdengar kata “Merdeka.....”
Agustus, 2017
Baca Juga: Dampak Blue Light dari Layar Gadget dan Laptop, Begini Sebab dan Akibatnya Bagi Kesehatan Anda
Camar Terbang Meninggi
Karya Agustav Triono
Di atas lautan sepi
Camar terbang meninggi
Kupandang dari tepi
Pantai lungkrah oleh rasa
Hilang catatan-catatan
Berkisah kau aku
Dibungkus hikayat pilu
Rindu membusuk ditimbun
Pasir-pasir ngungun
Oleh cahaya matari pagi
Memandang sunyi
Seolah kerabat dara laut itu
Mencengkeram cerita
Bawa terbang ke mega tinggi
Mengangkasa atau entah kemana
Dapatkah kuharap dia menguak
Keras agar catatan rindu jatuh
Di laut teduh
Lalu antar ombak ingatan
Menjumpaku merebah di tepi
Juli 2021
Baca Juga: Ternyata Ini Rahasia Orang China dan Jepang Tetap Sehat Meski Sering Makan Mie Instan
Ombak Derita
Karya Agustav Triono
Ombak kulihat di tepi laut pekat
Serasa ngrasuk jiwa
Mendebur rasa di dada
Terkoyak kabar duka tangis
Silih ganti mengikis
Senyum ngembang di wajah-wajah
Dulu sumringah
Ombak itu kian gemuruh
Menerus kapan henti berita dan derita
Tersebab wabah merajalela
Ombak derita kembalilah tenang
Tak kirim cemas bertubi mengganas
Tetaplah jadi laut mengombak wajar
Binarkan tatap dan gurihkan senyum
Orang-orang di tepian
Juli 2021
BIODATA
Agustav Triono. Lahir di Banyumas, 26 Agustus 1980. Alamat Perum Puri Boja Blok E-31, Bojanegara, Padamara, Kab. Purbalingga. Aktif di Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga, Dewan Kesenian Kabupaten Purbalingga, Teater Tubuh Purwokerto dan Lesbumi PCNU Purbalingga. Puisinya pernah dimuat di beberapa media dan buku antologi bersama. No.HP/WA : 085647644746***