Bolehkah Memanggil Nabi SAW dengan Kata Sayyidina? Apakah Ada Dalilnya? Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad

8 April 2022, 13:26 WIB
Bolehkah Memanggil Nabi SAW dengan Kata Sayyidina? Apakah Ada Dalilnya? Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad /

PURBALINGGAKU- Ada perbedaan pendapat mengenai hukum menambahkan kata Sayyidina sebelum menyebut nama nabi?

Masyarakat telah berselisih dalam penambahan kata sayidina lantaran Nabi SAW tidak pernah mengatakan hal itu.

Namun bagi orang yang menambahkan sayidina adalah sebagai bentuk penghormatan.

Dari hal demikian, Dalil merupakan langkah yang paling dicari ataupun paling utama untuk memecahkan masalah tersebut.

Baca Juga: Sahur Pada Waktu Adzan Subuh? Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad

Sebagaimana bnyak orang yang bertanya mengenai dalil penambahan kata sayyidina.

Mengutip buku 99 Tanya Jawab Seputar Sholat karya Ustadz Abdul Somad, menjelaskan hukum menambahkan kata Sayyidina sebelum menyebut nama nabi?

Mazhab Hanafi dan Syafi’i: dianjurkan mengucapkan Sayyidina pada Shalawat Ibrahimiyah, karena memberikan tambahan pada riwayat adalah salah satu bentuk adab, maka lebih utama dilakukan daripada ditinggalkan.

Adapun hadits yang mengatakan: “Janganlah kamu menyebut Sayyidina untukku”. Ini adalah hadits palsu.

Baca Juga: Bolehkah Puasa di Negara Sebelah Kemudian Lebaran di Negara Sendiri, Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad

Maka shalawat yang sempurna untuk Nabi dan keluarganya adalah:


اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم، وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، كما باركت على سيدنا إبراهيم، وعلى آل سيدنا إبراهيم في العالمين، إنك حميد مجيد

Beberapa dalil menyebut Sayyidina sebelum nama Rasulullah Saw: Memanggil nabi tidaklah sama seperti menyebut nama orang biasa, demikian disebutkan Allah Swt:

“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)”. (Qs. An-Nur [24]: 63).

Baca Juga: Hukum Siwak bagi Orang Yang Sedang Berpuasa, Menurut Ustadz Abdul Somad

Ini adalah perintah dari Allah SWT, meskipun perintah ini bukan perintah yang mengandung makna wajib, akan tetapi minimal tidak kurang dari sebuah anjuran, dan mengucapkan Sayyidina Muhammad adalah salah satu bentuk penghormatan dan memuliakan Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman :

فَػنَادَتْو الْمَلَائِكَة وَىُوَ قَائِمٌ صَلدِّي فِي الْمِحْ ابِ أَ لَّا ف الللَّاو ػبَُ دِّ ؾَ بِيَحْ مُصَدِّدقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ الللَّاوِ وَسَيدِّدًا وَ صُورًا وَ بِيًّا مِنَ ال لَّا صاتضِِ

“Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu)”. (Qs. Al ‘Imran 3: 39).

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Hukum Dzikir Diantara Shalat Tarawih

Jika untuk nabi Yahya as digunakan kata وَسَيدِّدًا , mengapa tidak boleh digunakan untuk Nabi Muhammad Saw yang Ulul’Azmi dan memiliki keutamaan lainnya.

Imam Malik berkata dari Zaid bin Aslam, “Allah memerintahkan mereka agar memuliakan Nabi Muhammad SAW”.

Adapun beberapa dalil dari hadits, dalam hadits berikut ini Rasulullah SAW menyebut dirinya dengan lafaz Sayyid di dunia dan menyebut kata sayyid sebagai pemimpin kepada sahabatnya:

Baca Juga: Melaksanakan Sholat Tarawih Terlalu Cepat, Begini Kata Ustadz Abdul Somad


1. Abu Hurairah berkata, “Rasulullah SAW bersabda,

أَ سَيدِّدُ وَلَدِ آدََ ػوََْ الْ يَامَةِ

“Aku adalah Sayyid (pemimpin) anak cucu (keturunan) Adam pada hari kiamat”.


2. Dari Sahl bin Hunaif, ia berkata, “Kami melewati aliran air, kami masuk dan mandi di dalamnya, aku keluar dalam keadaan demam, hal itu disampaikan kepada Rasulullah SAW, beliau berkata, "Perintahkanlah Abu Tsabit agar memohon perlindungan".

Maka aku katakan, ا سَيدِّدِي وَال قَى صَاتضَِة "Wahai tuanku, bukankah ruqyah lebih baik".

Baca Juga: Ziarah Kubur Bagi Perempuan, Rasulullah Saw Melarang Ziarah Kubur Karena Ini! Ustadz Abdul Somad

Beliau menjawab, لَا رُقْػيَة إِلَّالا فِي ػفَْسٍ أَوْ تزَُةٍ أَوْ لَدْاَةٍ "Tidak ada ruqyah kecuali pada jiwa atau demam panas atau sengatan (binatang berbisa)".

Dalam hadits ini Sahl bin Hunaif memanggil Rasulullah SAW dengan sebutan Sayyidi dan Rasulullah SAW tidak mengingkarinya. Ini adalah dalil pengakuan dari Rasulullah SAW. Tidak mungkin Rasulullah SAW mengakui suatu perbuatan shahabat yang bertentangan dengan syariat Islam.

 

3. Rasulullah SAW bersabda, اتضَْسَنُ وَاتضُْسَ سَيدِّدَا شَبَابِ أَىْلِ اتصَْنلَّاةِ “Al Hasan dan Al Husein adalah dua pemimpin pemuda penghuni surga”.

Baca Juga: Bayar Zakat Sebelum Waktunya? Ustadz Abdul Somad

4. Rasulullah SAW bersabda:

أَبُو بَكْ وَعُمَ سَيدِّدَا وؿِ أَىْلِ اتصَْنلَّاةِ مِنْ الْأَلَّاولِ وَالْآخِ نَ مَا خَلَا النلَّابِيدِّ وَالْمُ سَلِ

“Abu Bakar dan Umar adalah dua pemimpin orang-orang tua penghuni surga dari sejak manusia generasi awal hingga terakhir, kecuali para nabi dan rasul”.

5. Rasulullah SAW bersabda, اَتضَْلِيْمُ سَيدِّدٌ فِي الدُّ ػيَا وَسَيدِّدٌ فِي الآخِ ة “Orang yang sabar itu menjadi pemimpin di dunia dan akhirat”.

Baca Juga: Kumur-Kumur Saat Puasa Sah atau Batal ? Menurut Ustadz Abdul Somad

16. Rasulullah SAW berkata kepada Fathimah Az-Zahra’ RA,

أَمَا تَػ ضِ أَفْ تَكُوْنِيْ سَيدِّدَة سَاءِ اتصَْنلَّاةِ

“Apakah engkau tidak mau menjadi pemimpin wanita penduduk surga”.***

 

Editor: Gilang Grahita

Tags

Terkini

Terpopuler