PURBALINGGAKU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti masyarakat di pesisir selatan Jawa untuk waspada akan adanya siklus 100 tahunan gempa besar berdampak tsunami.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma'muri mengatakan, menurut catatan sejarah, pada 1818 pernah terjadi tsunami di selatan Jawa Timur.
"Ilmuwan mengatakan itu siklus 100 tahunan, tapi belum tentu pas 100 tahun. Belum ada yang tahu kapan itu terjadi, tapi harus diwaspadai bersama," katanya saat menyampaikan survei lokasi dan evakuasi di pesisir selatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, seperti dikutip dari Antara pada Rabu, 13 Oktober 2021.
Di wilayah pesisir Jawa Timur, kata Ma'muri, ada potensi gempa besar magnitudo 8,7 yang bisa berdampak tsunami.
Dari hasil modeling, jika terjadi gempa bermagnitudo 8,7, maka bisa memicu gelombang tsunami setinggi 24 meter setelah 30 menit kegempaan.
Meski masih prediksi, Ma'muri mendesak setiap pemerintah daerah di kawasan pesisir selatan Jatim untuk melakukan skenario evakuasi dan mitigasi sejak dini.
Saat ini, BMKG proaktif melakukan sosialisasi lapangan ke daerah-daerah rawan tsunami untuk memitigasi potensi mega bencana tersebut.
Di Jawa Timur mitigasi dilakukan mulai dari Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, hingga Banyuwangi.