Senator Bali Arya Wedakarna Minta Maaf Usai Videonya Diduga Rasis Viral di Media Sosial

3 Januari 2024, 17:22 WIB
Arya Wedakarna, Senator Bali minta maaf usai videonya diduga rasis viral /Ida Ayu Novi/Denpasar Update/Denpasar Update

PURBALINGGAKU- Arya Wedakarna, Senator Bali menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan pernyataanya mengenai penutup kepala. 

"Saya menyampaikan klarifikasi dan juga seandainya jika ada pihak-pihak komponen bangsa Indonesia yang merasa tersinggung dan merasa keberatan dengan apa yang kami sampaikan, dari lubuk hati yang paling dalam saya selaku wakil rakyat bali di DPD memohon maaf dengan tulus," ujarnya, Senin (1/1/24).

Arya berharap hal ini bisa memacu instansi negara agar terus mengedepankan pelayanan prima, ramah tamah, sebagai bagian dari budaya leluhur bangsa

Video Viral Arya Wedakarna

Sebagai informasi, sebelumnya Arya Wedakrna menjadi sorotan hingga menuai kritik karena diduga rasis terhadap perempuan berhijab. Hal ini sebagai imbas ucapannya ketika Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran bandara I Gusti Ngurah Rai, Bea Cukai, dan instansi terkait (29/12/23) lalu.

Dalam video yang beredar, terlihat Arya dengan tegas meminta pihak Bea Cukai dan Bandara Ngurah Rai mengganti pegawai front line dengan wanita Bali.

"Ganti itu, saya enggak mau yang frontline-frontline itu. Saya mau gadis Bali yang kayak kamu, rambutnya kelihatan, terbuka. Jangan kasih yang penutup-penutup enggak jelas. This is not middle east. (Ini bukan Timur Tengah)," katanya pada video viral.

Klarifikasi Video Viral

Setelah viralnya video yang diduga rasis terhadap perempuan berhijab, Arya Wedakarna menyampaikan klarifikasi. Menurutnya, video itu sudah banyak dipangkas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Dalam rapat itu, DPD Bali membahas terkait dengan pengawasan UU Bea Cukai. Pasalnya, ada laporan masyarakat terkait dugaan tindakan kurang menyenangkan, khususnya kepada warga Bali, yang dilakukan dua oknum petugas Bea Cukai. Mereka mengadukan perlakuan tidak ramah dan perampasan paspor dengan kasar. Sehingga, pihak Bea Cukai pun dipanggil dan dimintai klarifikasi

Kemudian, Pengawasan terkait UU tentang transportasi, salah satunya aspirasi dari komponen warga desa adat di sekitar bandara yang masih bermasalah dengan aplikator kendaraan online. Hadir pula pimpinan koperasi transportasi dan perusahaan aplikator.

Terakhir, mengenai rapat agenda meminta penjelasan dari pimpinan Angkasa Pura tentang adanya berita bahwa bandara Ngurah Rai masuk peringkat bandara terburuk di dunia.

"Pada saat itu kami memberikan arahan kepada petugas dan pimpinan bea cukai yang hadir. Pertama, jika memungkinkan bisa diprioritaskan putra-putri terbaik dari Bali untuk menjadi staf bagian terdepan yang menyambut para tamu setelah mendarat di bandara Ngurah Rai. Saya kira hal ini sangat wajar, siapa pun dan dimana pun, tetap semangat putra daerah menjadi cita-cita dari semua wakil rakyat," ujar Arya Wedakarna.

Selain itu, pihaknya memberikan arahan, termasuk pada saat itu meminta salah seorang karyawan/karyawati suku Bali untuk lebih mengedepankan ciri-ciri kebudayaan Bali dalam proses penyambutan wisatawan yang datang atau saat pemeriksaan Bea Cukai.

"Misalkan, kami menyarankan untuk menggunakan bija atau beras suci yang biasanya didapat setelah persembahyangan," ujranya.

Arya Wedakarna menegaskan, Provinsi Bali sejak 2012 telah memiliki peraturan, siapa pun komponen pariwisata yang ada di Bali, termasuk Bandara dan pelayanan publik, harus mengikuti Peraturan Daerah. Aturan itu dengan tegas menyatakan pariwisata Bali adalah pariwisata yang dijiwai oleh budaya Agama Hindu, diantaranya Tri Hita Karana, Tat Twm Asi, Sad Ripu, Trimarga, dan Tri Kaya.***

Editor: Tias Cahya

Tags

Terkini

Terpopuler