Chernobyl di Ukraina, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang Pernah Meledak Hingga Ditinggal Manusia

- 25 Februari 2022, 22:35 WIB
Suasana chernobyl
Suasana chernobyl /Husni habib/Pixabay

PURBALINGGAKU - Chernobyl belakangan menjadi topik yang banyak diperbincangkan masyarakat. Apalagi setelah tempat itu kini dikuasai Rusia pasca invasi militer yang dilakukannya ke Ukraina mulai Kamis, 24 Februari 2022.

Chernobyl sendiri merupakan kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir milik Ukraina yang terletak di kota Pripyat. Namun kini tempat itu menjadi zona larangan karena terkontaminasi radioaktif.

Chernobyl pernah menjadi pemicu bencana yang luar biasa. Sabtu dinihari tanggal 26 April 1986, reaktor nomor 4 pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang terletak di kota Pripyat, Ukraina (saat itu masih termasuk Republik Sosialis Uni Sovyet) meledak.

Baca Juga: Banyak Warga NU Mahasiswa yang Bermukim di Perbatasan Rusia-Ukraina, Begini Kondisinya Saat Ini

Ledakan tersebut melepaskan partikel radioaktif dalam jumlah besar ke atmosfer dan menyebar ke sepanjang perbatasan Ukraina, Rusia, Belarusia dan beberapa negara Eropa Timur.

Akibat ledakan di Chernobyl itu, dikabarkan sekitar 100 orang meninggal secara langsung. PBB dan WHO melaporkan sekitar 4000-an orang meninggal secara tidak langsung terkait dengan ledakan tersebut.

Baca Juga: Serius, Ini Ancaman Vladimir Putin untuk Negara yang Ikut Campur Perang Rusia-Ukraina

Radiasi menyumbang sejumlah kejadian kematian tidak langsung akibat ledakan di Chernobyl. Akibat radiasi, kematian yang disebabkan kanker atau penyakit lain yang dipicu radiasi bemunculan.

Sekitar 117.000 orang dievakuasi dari Pripyat. Sebuah zona larangan kemudian ditetapkan, yaitu lokasi pada radius sekitar 30-an km dari bangunan pembangkit yang tersisa.

Baca Juga: Rusia Mulai Lancarkan Serangan, Ada 138 WNI di Ukraina

Tragedi Chernobyl adalah salah satu bencana lingkungan terburuk yang pernah terjadi, tidak hanya dihitung dari segi biaya, tetapi juga dari segi berbagai dampak yang ditimbulkannya.

Bahkan menurut International Nuclear Event Scale(INES) bencana nuklir Chernobyl berskala 7, atau skala maksimum yang pernah terjadi.

Sejak bencana tersebut, saat ini 36 tahun sudah berlalu. Apa kabar Chernobyl dan sekitarnya sekarang?

Baca Juga: Di Ambang Perang, Ukraina Minta Warganya yang Tinggal di Rusia Segera Pergi

Zona larangan Chernobyl dengan luas sekitar 2800 km persegi, mungkin dapat dikatakan sebagai salah satu zona paling terkontaminasi radioaktif di dunia.

Sekitar 400-an hektar hutan pinus musnah seketika setelah bencana Chernobyl dan berbagai keanekaragaman hayati beserta sumber-sumber air yang ada di lokasi menjadi sangat terkontaminasi.

Setelah 35 tahun, ternyata zona larangan Chernobyl mengalami transformasi yang mengagumkan. Suksesi secara alami terjadi di lokasi tersebut.

Baca Juga: Badai Musim Dingin Melanda Yerusalem, Masjid Al-Aqsa Diselimuti Salju, Pertanda Apakah Ini?

Meskipun pada awal-awal bencana, kerusakan ekosistem yang terjadi sangat parah, namun alam berhasil pulih. Salah satu yang menonjol adalah meningkatnya keanekaragaman hayati di lokasi tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa satwa langka seperti lynx dan bison Eropa populasinya ikut pulih.

Sebagian wilayah Belarusia yang termasuk dalam zona larangan, populasi babi hutan, rusa besar dan rusa roe booming pada 10 tahun pertama setelah bencana.

Baca Juga: Moskow: Presiden Vladimir Putin Tidak Akan Dirugikan oleh Sanksi Individu

Populasi serigala meningkat 7 kali lipat. Lebih lanjut, para peneliti mencatat, diperkirakan terdapat ratusan spesies tumbuhan dan satwa di lokasi, termasuk sekitar 60-an spesies langka yang saat ini menghuni zona larangan Chernobyl.

Salah satu faktor yang diperkirakan mendorong pulihnya populasi satwa liar dengan cepat di zona larangan adalah tekanan perburuan liar yang jauh berkurang.

Ketiadaan manusia karena manusia dievakuasi dari lokasi tersebut dan dilarang tinggal di zona larangan tampaknya memberikan dampak yang signifikan bagi pulihnya populasi tumbuhan dan satwa tersebut.

Baca Juga: Biden Ancam Jatuhkan Sanksi Pribadi ke Vladimir Putin Jika Rusia Menginvasi Ukraina

Namun, Otoritas Ukraina menyampaikan bahwa mungkin sekitar 320 tahun lagi manusia baru dapat kembali tinggal di lokasi tersebut. Sedangkan menurut Greenpeace mungkin masih dibutuhkan lebih dari 20.000 tahun lagi.

Hal yang cukup menggembirakan, para peneliti tetap menganggap bahwa booming-nya populasi mamalia dan satwa lain di lokasi tersebut tetaplah sebuah pertanda baik.***

Editor: Rifatuts Tsaniyah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x