Prancis Murka, Proyek Kapal Selam untuk Australia Ditelikung AS dan Inggris

- 20 September 2021, 08:10 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron memulangkan duta besarnya di Australia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memulangkan duta besarnya di Australia. /REUTERS/Jean Bizimana/

Duta Besar Prancis untuk Australia, Jean-Pierre Thebault  ketika meninggalkan kedutaan di Canberra  mengatakan bahwa langkah Australia membatalkan kesepakatan itu merupakan kesalahan besar.

"Itu bukan kontrak, itu kemitraan, kemitraan seharusnya didasarkan pada kepercayaan,” katanya.

Pembelaan Australia
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan, Pakta Militer AUKUS dinilai dapat mengubah keseimbangan kekuatan angkatan laut di Pasifik.Sebagai bagian dari rencana, Australia dapat melakukan patroli rutin melalui wilayah Laut Cina Selatan.

Seperti diketahui, China tengah mengembangkan pengaruhnya di Asia Pasifik. Mereka mengirimkan kapal perang untuk berpatroli di sekitar wilayah Lautan Natuna Utara.

Baca Juga: SERI SEJARAH PURBALINGGA: Tragedi Terbunuhnya Dua Puteri dan Lahirnya Ki Arsantaka (3)

Pemerintahan Australia menimbang armada kapal selam yang sedang dibangun Prancis tidak akan memenuhi kebutuhan Australia.

“Kemampuan yang akan diberikan oleh kapal selam kelas penyerang bukanlah yang dibutuhkan Australia untuk melindungi kepentingan kedaulatan kita,” katanya.

Morisson mengungkapkan, pernyataan tersebut telah disampaikan Australia kepada Prancis pada bulan Juni lalu.

Menanggapi pernyataan Morisson, Menteri Luar Negeri Pranncis, Le Drian membantah klaim tersebut dengan mengatakan "ini tidak benar".

Meski demikian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Australia dalam sebuah pernyataan menyatakan akan terus menjalin hubungan dengan Prancis.

Halaman:

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: Pikiran Rakyat Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah