Misi Kedua Bangun Satelit Ruang Angkasa, 3 Astronot China Tiba di Tiangong

16 Oktober 2021, 16:44 WIB
Roket Long March-2F Y13, yang membawa pesawat ruang angkasa Shenzhou-13 dan tiga astronot dalam misi awak kedua China untuk membangun stasiun luar angkasanya sendiri. /REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

PURBALINGGAKU - China mengirimkan tiga astronotnya ke stasiun ruang angkasa Tiangong pada Sabtu, 16 Oktober 2021.

Mereka mengendarai pesawat ruang angkasa Shenzhou-13 (Kapal Dewa) yang dibawa oleh roket Long March-2F.

Shenzhou-13 adalah misi kedua dari empat misi berawak yang diperlukan untuk menyelesaikan stasiun luar angkasa pada akhir 2022 nanti.

Roket diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan, Provinsi Gansu pada tengah malam. Setelah selama 6,5 mengudara, pesawat berhasil memasuki pelabuhan stasiun ruang angkasa Tiangong.

"Para astronot memasuki modul inti stasiun luar angkasa pada pukul 10:03 pagi," kata Badan Antariksa Berawak China seperti dikutip dari Reuters pada Sabtu, 16 Oktober 2021.

Baca Juga: Bakso Yuen Kim Viral, FTI Minta Pemerintah Jadikan Lisa BLACKPINK Duta Pariwisata Thailand

Ketiga astronot itu bakal tinggal dan bekerja selama enam bulan. China mengawali pembangunan stasiun luar angkasa dengan peluncuran Tianhe.

Tianhe adalah modul terbesar dari tiga modul stasiun yang dibutuhkan untuk pembangunan stasiun ruang angkasa.

Ukurannya yang sedikit lebih besar dari bus kota itu akan menjadi tempat tinggal dari stasiun luar angkasa yang telah selesai dibangun.

Pada misi Shenzhou-13, para astronot akan melakukan pengujian teknologi utama dan robotika di Tianhe yang diperlukan untuk merakit stasiun luar angkasa.

Mereka juga akan memverifikasi sistem pendukung kehidupan di dalam pesawat dan melakukan sejumlah eksperimen ilmiah.

Baca Juga: Gempa Bali, Tiga Orang Meninggal Tertimpa Reruntuhan Bangunan

Astronot dari Pedesaan
Komandan misi ialah Zhai Zhigang (55), dia ditemani Wang Yaping (41) dan Ye Guangfu (41). Zhai merupakan angkatan pertama pelatihan astronot China pada akhir 1990-an.

Dia Lahir dari keluarga pedesaan dari enam bersaudara. Perjalanan pertamanya ke luar angkasa pada 2008 lalu dan Shenzhou-13 adalah misi luar angkasa keduanya.

"Tugas yang paling menantang adalah tinggal dalam jangka panjang di orbit selama enam bulan. Hal itu akan memberi tekanan yang tinggi baik secara fisik maupun psikologis," kata Zhai dalam konferensi pers.

Sementara Wang Yaping juga lahir dari keluarga pedesaan. Sejak mud dia dikenal di antara rekan-rekannya karena kegigihannya.

Baca Juga: Anggaran Tidak Cukup, Purbalingga Islamic Center Bakal Didesain Ulang

Mantan pilot angkatan udara itu, pertama kali melakukan perjalanan ke luar angkasa pada tahun 2013 ke Tiangong-1, sebuah prototipe laboratorium ruang angkasa prototipe.

Wang Yaping adalah astronot wanita kedua China yang menginjakan kaki di luar angkasa, setelah Liu Yang pada tahun 2012.

Sedangkan Ye Guangfu baru menjalani misi pertamanya kali ini.

Baca Juga: 11 Pelajar MTs di Ciamis Tewas Tenggelam, Kegiatan Pramuka Susur Sungai Berbuah Duka

Blokade Amerika Serikat
Amerika Serikat sebelumnya memutuskan agar NASA dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tidak bekerjasama dengan China.

China telah menghabiskan satu dekade terakhir untuk mengembangkan teknologinya sendiri.

Setelah jangka waktu orbit ISS selesai, stasiun luar angkasa China bakal menjadi satu-satunya di orbit bumi.

China menjadi negara ketiga yang menempatkan manusia di luar angkasa dengan roketnya sendiri, pada Oktober 2003, setelah bekas Uni Soviet dan Amerika Serikat.***

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler