Hal itulah yang menurut Gunanto menjadi salah satu kemungkinan Mesir kemudian seolah hilang dari peradaban.
Sementara, Dosen Ilmu Politik Unsoed Indaru Setyo Nurprojo yang hadir sebagai pemantik diskusi menyatakan keberadaan peta yang disampaikan Gunanto memberikan titik terang eksistensi Kadipaten Mesir yang selama ini kurang terdengar. Namun, Ia manambahkan sejarah biasanya ditulis oleh para pemenang.
“Jadi perlu ada kajian lebih komprehensif untuk mengungkap sejarah Kadipaten Mesir agar jelas dan gamblang,” kata Indaru
Budayawan Agus Sukoco menambahkan cerita Kadipaten Mesir semakin menambah khazanah sejarah Purbalingga. Menurutnya, kawasan di Lereng Timur Gunung Slamet itu sejak dulu memiliki peradaban yang tua dan unggul.
“Ada apa sampai pusat kekuasaan nasional saat itu harus memberikan perhatian begitu besar kepada wilayah yang cukup jauh, pasti ada sesuatu yang besar di sini,” kata Agus.
Baca Juga: Jendral Soedirman, Panglima Besar Kelahiran Purbalingga
Dirinya berharap diskusi dan kajian sejarah tentang Purbalingga dan sekitarnya terus dilanjutkan. “Selama ini sejarah hanya berkutat yang besar-besar, misalkan Majapahit atau Sriwijaya, Demak, Mataram. Ini patut diapresiasi karena mengangkat sejarah lokal Purbalingga dan ternyata tidak kalah menarik,” tutur Agus Sukoco.***