Sejarah Purbalingga, Menguak Tabir Misteri Kadipaten Mesir

- 6 Juni 2022, 16:59 WIB
Diskusi Sejarah Purbalingga, Menguak Tabir Kadipaten Mesir oleh Historia Perwira, Minggu 5 Juni 2022
Diskusi Sejarah Purbalingga, Menguak Tabir Kadipaten Mesir oleh Historia Perwira, Minggu 5 Juni 2022 /Purbalinggaku/Rifatuts Tsaniyah

PURBALINGGAKU – Menguak sejarah Purbalingga seolah tak ada habisnya, pada Minggu 5 Juni 2022 Historia Perwira kembali menggelar diskusi sejarah. Mengambil tema “Menguak Tabir Misteri Kadipaten Mesir" acara itu dilaksanakan di Kedai Pojok area Taman Kota Usman Janatin pada Minggu 5 Juni 2022.

Diskusi sejarah Purbalingga dengan tema Menguak Tabir Misteri Kadipaten Mesir menghadirkan pemantik Gunanto Eko Saputro (Penulis Sejarah), Indaru Setyo Nurprojo (Dosen Ilmu Politik Unsoed) dan Agus Sukoco (Budayawan). Sebagai moderator Muhammad Kholik (Founder Griya Petualang Indonesia), acara dihadiri sekitar 50 orang pemerhati sejarah Purbalingga.

“Tak banyak yang tahu kalau di Purbalingga pernah eksis sebuah wilayah bernama Kadipaten Mesir. Ada arsip peta yang tersimpan di National Arsip Belanda membuka selapis tabir misteri kadipaten itu. Ini yang menjadi topik utama diskusi kali ini,” kata Gunanto.

Menurutnya, peta yang dimaksud bertajuk Plattegrond in Vogelvlucht van de Vesting Missier atau Peta Benteng Mesir Tampak dari atas dengan tarikh 16 Desember 1681. Peta itu menurut Gunanto menceritakan spesifikasi Benteng Mesir dan peristiwa penyerangan oleh gabungan Tentara VOC dan Mataram.

Baca Juga: Kisah Asli KKN di Desa Penari, Pengakuan Nur dan Widya dari Akun SimpleMan

"Penyerangan dipimpinan Komandan Couper dan Tumenggung Soewanata. Sementara, orang nomor 1 di Mesir dipanggil dengan sebutan Raja Namrod," ungkapnya

Pihaknya mengungkap, Benteng Mesir mempunyai pagar luar yang disebut Pager Banowatty sepanjang 1021 roeden dengan gerbangnya sepanjang 189 roeden. Selain itu ada juga benteng Madjapahit dengan tinggi 13 kaki.

"Benteng Mesir digambarkan sangat kuat dengan komponen utama balok kayu besar, di dalamnya ada pemukiman, kandang kuda dan gudang perbekalan," jelasnya.

Baca Juga: Galuh Purba, Kerajaan Tertua di Jawa Ada di Purbalingga? Begini Penjelasannya

Masih dari pembacaan peta itu, pada Kadipaten Mesir kata Gunanto, pemukiman utama berada di sebelah timur Sungai Klawing yang untuk mencapainya dari Bannowatty harus melewati jembatan kayu selebar 18 roeden. (1 roeden = 3,367 meter). Kemudian ada nama tempat lainya, yaitu, Bukit Onje Luhur, Selinga dan Tambakbaja.

“Saya telusuri nama-nama tempat yang ada di dalam peta. Missier atau Mesir, sekarang menjadi nama pedukuhan di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Banowatty atau Banowati juga. Majapahit, kini juga nama pedukuhan di Desa Karangturi, dekat Onje. Selinga / Slinga merupakan yang masuk Kecamatan Kaligondang dan Tambakbaya nama padukuhan di Desa Patemon, juga sekitar Onje,” paparnya

Timbul pertanyaan dari diskusi sejarah Purbalingga itu, Kenapa namanya Mesir dan pimpinannya disebut Namrud?

Baca Juga: Refleksi Perang Rusia-Ukraina ala Gus Dur: Mati Ketawa Cara Rusia

Gunanto menjelaskan berdasarkan tulisan Toto Endargo berjudul ‘Kadipaten Mesir di Onje’ (26 April 2017) dan artikel Prof. Sugeng Priyadi dalam Jurnal Humaniora Edisi 2 Juni 2006 berjudul ‘Konflik Sosial Tabu Nikah pada Masyarakat di Pedesaan Purbalingga dan Banyumas’ serta cerita masyarakat setempat bahwa Mesir didirikan oleh cucu dari Adipati Onje II (Hanyakrapati) yang bernama Nur Alim. Ia merupakan anak dari Rara Surtikanti dengan Adipati Tegal. Saat sudah dewasa, Ia kembali ke Onje dan mendirikan kadipaten baru karena Onje sudah redup (silep) yang diberi nama Mesir.

"Nur Alim memberikan nama Mesir karena dididik secara Islam dan banyak mendengar cerita-cerita negeri-negeri yang berada di Al-Quran. Mesir kemudian berkembang menjadi wilayah yang cukup disegani," tambahnya

Dari cerita itu, sebagai penguasa keturunan Pajang, Nur Alim enggan tunduk terhadap Mataram dan Ia menolak untuk menghadap ke Susuhunan Amangkurat II selaku penguasa tertinggi di Tanah Jawa saat itu. Oleh karenanya, Ia dianggap penguasa yang sombong dan diberi julukan jelek, Namrud.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Imlek, Perayaan yang Berusia 4 Ribu Tahun di Indonesia

“Jadi, Namrud adalah julukan bernada ejekan yang diberikan Mataram terhadap Nur Alim karena dianggap jumawa dengan tidak mau tunduk,” tuturnya

Singkat kata, Mesir pun digempur pasukan gabungan VOC – Mataram dan berhasil dikalahkan. “Mesir dibumihanguskan yang ditandai dengan keterangan di Peta yang menyebutkan tempat di mana Namrud dibunuh dan kemudian dibakar berserta rumah dan bentengnya,” pungkasnya.

Hal itulah yang menurut Gunanto menjadi salah satu kemungkinan Mesir kemudian seolah hilang dari peradaban.

Sementara, Dosen Ilmu Politik Unsoed Indaru Setyo Nurprojo yang hadir sebagai pemantik diskusi menyatakan keberadaan peta yang disampaikan Gunanto memberikan titik terang eksistensi Kadipaten Mesir yang selama ini kurang terdengar. Namun, Ia manambahkan sejarah biasanya ditulis oleh para pemenang.

Baca Juga: Perjalanan Ibu Kota Negara Indonesia: dari Jakarta, Yogyakarta, Bukittinggi hingga Nusantara di Kalimantan

“Jadi perlu ada kajian lebih komprehensif untuk mengungkap sejarah Kadipaten Mesir agar jelas dan gamblang,” kata Indaru

Budayawan Agus Sukoco menambahkan cerita Kadipaten Mesir semakin menambah khazanah sejarah Purbalingga. Menurutnya, kawasan di Lereng Timur Gunung Slamet itu sejak dulu memiliki peradaban yang tua dan unggul.

“Ada apa sampai pusat kekuasaan nasional saat itu harus memberikan perhatian begitu besar kepada wilayah yang cukup jauh, pasti ada sesuatu yang besar di sini,” kata Agus.

Baca Juga: Jendral Soedirman, Panglima Besar Kelahiran Purbalingga

Dirinya berharap diskusi dan kajian sejarah tentang Purbalingga dan sekitarnya terus dilanjutkan. “Selama ini sejarah hanya berkutat yang besar-besar, misalkan Majapahit atau Sriwijaya, Demak, Mataram. Ini patut diapresiasi karena mengangkat sejarah lokal Purbalingga dan ternyata tidak kalah menarik,” tutur Agus Sukoco.***

Editor: Rifatuts Tsaniyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x