Gunanto Eko Saputro, pemerhati sejarah Purbalingga sendiri belum bisa memastikan siapa pemilik nama yang tercetak di permukaan Watu Tulis.
Para sejarawan menduga, nama yang tergores pada Prasasti Cipaku adalah nama raja atau bangsawan pada abad ke 3-5 Masehi.
“Namun, raja siapa dari kerajaan mana masih belumlah bisa dipastikan,” kata pria yang akrab disapa Igo tersebut.
Baca Juga: Ternyata Sudah Ada Pabrik Zaman Prasejarah di Purbalingga, Ini Buktinya
Banyak dugaan jika Indra Wardhana Wikrama Deva merupakan bangsawan dari Kerajaan Tarumanegara yang berpusat di Jawa Barat.
Hal itu terkait dengan temuan batu bertulis juga di Sungai Ciaruteun, Ciareteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor yang kemudian disebut dengan Prasasti Ciaruteun.
Baik Prasasti Cipaku maupun Prasasti Ciaruteun ditulis dalam bentuk seloka dengan aksara Huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
“Kedua prasasti juga ditaksir dibuat pada masa yang sama,” ujar Igo.
Baca Juga: Ada Tugu Mirip Monas di Purbalingga, Ternyata Begini Kisahnya
Namun ada sedikit perbedaan antara Prasasti Cipaku dan Prasasti Ciareteun. Jika Prasasti Cipaku hanya terpahat satu baris kalimat maka di Prasasti Ciareteun tergores empat baris dengan seloka metrum anustubh.