Karl Marx ‘Bapak Komunis’ Ternyata Punya Keponakan yang Jadi Bupati Purbalingga, Ini Buktinya

- 10 September 2021, 07:00 WIB
Henri Eduard Benno (H.E.B) Schmalhausen.
Henri Eduard Benno (H.E.B) Schmalhausen. /Gunanto Eko Saputro/Geni.com

Igo menyebut, pemikiran kritis Schmalhausen terhadap pemerintah kolonial tertuang di bukunya pada halaman 169 seperti ini:

"Tanah Jawa mempunyai jalan-jalan kereta api dan trem, banyak sekali tanah-tanah erfpacht telah dibuka dan diusahakan, banyak pabrik-pabrik gula dan nila sudah berdiri,……tapi apakah semua ini bisa mencegah keadaan bahwa kesejahteraan bukannya maju, malah menjadi mundur?" tulis Schmalhausen.

Baca Juga: Awas, Gagal Ginjal Terjadi Akibat 10 Kebiasaan Ini, Bukan Hanya Menahan Kencing

Menurut Schmalhausen, sepanjang pengamatannya, yang ditemukan hanyalah kegetiran nasib para petani.

Misalnya, Ia menggambarkan para perempuan berjalan jauh di tengah terik siang hanya untuk mendapatkan 9 sen dari upah mengetam padi.

Tapi, sering kali mereka hanya bisa berpangku tangan karena pekerja terlalu banyak.

"Maka ada yang menangis tersedu-sedu lalu duduk di tepi jalan, putus asa. Keadaan-keadaan yang demikian itu baru bisa kita mengerti, sesudah hidup lama di pedalaman, itupun kalau kita cukup punya perhatian kepada negeri dan penduduk dan senantiasa membuka mata!" tulis Schmalhausen.

Baca Juga: 7 Bahan Alami Ini Mampu Atasi Anosmia Pasca Covid 19

Pandanganya sangat menentang imperialisme yang diterapkan oleh negaranya sendiri. Buah pemikiran kritis Schmalhausen inilah yang akhirnya dipetik oleh para pejuang perintis kemerdekaan.

Tercatat tokoh pergerakan seperti Soekarno dan Mas Marco Kartodikromo kerap mengutip pemikiran Schmalhausen dalam tulisanya yang menjadi bahan bakar perjuangan melawan penjajah.

Halaman:

Editor: M Fahmi

Sumber: Gunanto Eko Saputro


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x