Ada Tugu Mirip Monas di Purbalingga, Ternyata Begini Kisahnya

- 7 September 2021, 20:24 WIB
Monas, sebagai destinasi wisata DKI Jakarta
Monas, sebagai destinasi wisata DKI Jakarta /Unsplash

PURBALINGGAKU- Ada sebuah bangunan unik yang menjulang persis Monumen Nasional (Monas) di Kelurahan Bancar, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Tahukah Kamu, bangunan tugu mirip Monas mini di kompleks Taman Maerakaca Bancar itu punya kisah saat dibangun pertama kali dulu.

Berikut kisah sejumlah fakta tugu Monas mini di Bancar dari pemerhati sejarah, Gunanto Eko Saputro atau yang akrab disapa Igo.

Baca Juga: 7 Bahan Alami Ini Mampu Atasi Anosmia Pasca Covid 19

  1. Berusia 63 Tahun

Igo menyebut, nama resmi tugu mirip monas di Bancar adalah Tugu Peringatan Hari Kebangunan Nasional Indonesia Setengah Abad. Tugu tersebut dibagun untuk memperingati 50 tahun Harbangnas.

Di prasasti tugu, tertulis sebagai berikut:

TUGU PERINGATAN

HARI KEBANGUNAN NASIONAL

SETENGAH ABAD

20-5-1908

20-5-1958

Pada mulanya, Hari Kebangkitan Nasional namanya masih disebut dengan Hari Kebangunan Nasional (Harbangnas). Momen bersejarah itu memperingati berdirinya Pergerakan Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 yang mengawali perjuangan merebut kemerdekaan republik ini.

Presiden Soekarno menetapkan dan pertama kali merayakan Harbangnas itu pada tahun 1948. Kemudian, pada 1958, diganti menjadi Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang dirayakan besar-besaran karena peringatan setengah abad atau yang ke 50 tahun.

Jadi, sebenarnya waktu itu sudah berganti menjadi Harkitnas, tetapi tugu peringatan di Purbalingga masih Harbangnas.

“Mungkin ada delay informasi saat itu,” tulis Igo.

Baca Juga: Budhi Sarwono Ditahan KPK, Ganjar Pranowo Kumpulkan Pejabat: Ayo Selamatkan Banjarnegara

  1. Diresmikan Bupati Raden Hadisukmo

Tugu mirip monas di kompleks Taman Maerakaca Purbalingga.
Tugu mirip monas di kompleks Taman Maerakaca Purbalingga. PURBALINGGAKU/M Fahmi

Igo mengaku kesulitan menelusuri literatur mengenai siapa arsitek tugu tersebut dan sejarah pembangunannya, namun minim sekali informasi yang didapatkan, bahkan tentang data tahun mulai pembangunannya.

Namun, jika merujuk tarikhnya, kemungkinan besar dibangun dan diresmikan pada pemerintahan Bupati Raden Hadisukmo (1954-1960).

“Sayangnya, foto-foto peresmiannya dan penampakan tugu itu saat itu juga tidak saya temukan,” kata Igo.

  1. Bukan Tugu Asli dan Sudah Dipindah

Tugu mirip monas di kompleks Taman Maerakaca, Purbalingga.
Tugu mirip monas di kompleks Taman Maerakaca, Purbalingga. PURBALINGGAKU/M Fahmi

Seorang narasumber warga sekitar, Umang mengatakan, ‘Tugu Bancar’ awalnya berada tepat di  bundaran yang ada depan Markas Kodim 0702 sekarang.

Kemudian, sekitar akhir 1990 tugu tersebut dipindah ke posisinya saat ini, Kompleks Taman Maerakaca, yang dulunya Gedung Wanita.

Tugunya yang bisa disaksikan saat ini sebenarnya replika saja karena sudah dibangun ulang. Bangunan yang lama dihancurkan.

“Tugu yang lama seingat saya lebih tinggi, lebih gagah kalau menurut saya. Pondasinya lebih lebar dan dulu dikelilingi pagar rantai besi,” ujar Umang, yang menghabiskan masa kecilnya di Kelurahan Bancar.

“Beberapa warga Bancar yang saya tanya membenarkan informasi tersebut. Letak tugu tersebut yang dulu, satu garis lurus dengan alun-alun. “Waktu kecil, kalau naik ke tugu itu, saya bisa melihat alun-alun, bahkan sampai Padamara,” imbuh Umang.

Baca Juga: Intip Spesifikasi KRI Golok 688, Kapal Cepat Rudal Buatan Industri Dalam Negeri yang Layak Bersaing

  1. Monas van Purbalingga

Selain namanya, arsitekur tugu itu juga unik lho. Sekilas tugu itu tampak seperti Tugu Monas yang ada di Ibukota Jakarta. Makanya orang Purbalingga ada yang menyebutnya dengan 'Monas Kecil'.

Bangunan utamanya ada 3 bagian. Pertama adalah pondasi yang memiliki lima sisi, pondasinya dikelilingi dengan lempengan batu. Lalu, ada badan utamanya yang mengecil ke atas lalu membentuk kelopak. Badannya ini ada relief lekuk berjumlah 21 lekuk.

Kemudian, bagian paling atas adalah ujungnya yang tampak sepeti tunas atau nyala api yang melambangkan semangat atau simbol kebangkitan.***

 

Gunanto Eko Saputro
Gunanto Eko Saputro PURBALINGGAKU/M Fahmi

Gunanto Eko Saputro, lahir di Desa Langgar, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada 13 Agustus 1983.

Igo, sapaan akrabnya, merampungkan program sarjana Ilmu Manajemen Hutan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Magister Ilmu Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Tahun 2006, ia bekerja di Majalah Tempo sebelum akhirnya memilih jalan ninja sebagai abdi negara di tanah lahirnya, Purbalingga.

Saat ini Igo memiliki ketertarikan baru di bidang sejarah. Bahkan dia sudah menerbitkan buku Seri Sejarah Purbalingga.

Igo bisa disapa di dunia maya pada laman facebook Igo Saputra, Instagram @igoendonesia dan blog igosaputra.

 

Editor: M Fahmi

Sumber: Gunanto Eko Saputro


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah