Elegi Koperasi Mekar Purbalingga: Sepotong Nostalgia dan Harapan yang Tak Lekas Pudar

- 27 Januari 2022, 18:38 WIB
Ilustrasi Elegi Koperasi Mekar Purbalingga: Sepotong Nostalgia dan Harapan yang Tak Lekas Pudar
Ilustrasi Elegi Koperasi Mekar Purbalingga: Sepotong Nostalgia dan Harapan yang Tak Lekas Pudar /Ilustrasi Pixabay/

Cerita lain juga dikisahkan seorang kawan lama saya di bangku SMP. Suatu siang, dia pernah bercerita jika adik perempuannya yang baru lahir diberi nama Bunga.

Nama yang begitu indah itu disematkan oleh orangtuanya tentu bukan tanpa sebab. Kata kawan saya, Bunga lahir saat orang tuanya yang guru tengah dilanda pailit.

“Dadi dijenengi Bunga kue ceritane bentuk terimakasih, karena wis diutangi nang koperasi nggo babaran. Harapane men mbesuk gede rejekine bisa mekar, kaya jenenge Koperasi Mekar,” kenang kawan saya.

Dari banyaknya kenangan pribadi itu, terbit konflik batin yang meletup-letup dari dalam hati ketika saya harus melakukan reportase dan menuliskan berita soal skandal Koperasi Mekar kemarin.

Saya mencoba mengais-ngais testimoni pembaca di sosial media Instagram Purbalinggaku. Rupanya yang memiliki romantisme yang sama dengan saya soal Koperasi Mekar lumayan banyak.

“Jaman aku SD 2003, ketone rame banget,” tulis akun @purbasatria. “Dulu memang makmur banget,” balas akun @kikikikuw.

“Dari aku piyik udah ada nih koperasi, almarhumah ibu dulu jadi anggotanya,” tulis @fitrianadyar.

“Koperasine guru di Purbalingga, dulu tiap tahun piknik dengan cara guru nabung potong gaji, pernah ikut jaman piknik ke bali naik pesawat, sekarang kok gini si menyedihkan,” beber @lisasucilestari.

Koperasi Mekar adalah semesta hening bagi komunitas guru di Kota Purbalingga. Dia adalah pelaku sejarah yang tak boleh hilang.

Terlepas dari segala skandal dan romantisme Koperasi Mekar, sampai kini, saya masih percaya bahwa koperasi merupakan lembaga keuangan rakyat dan badan usaha yang paling proporsional.

Halaman:

Editor: M Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x