Berikut Contoh Esai Mengenai Teori Pertukaran Sosial, Lengkap dengan Studi Kasusnya

25 September 2023, 17:12 WIB
Ilustrasi seseorang yang biasa melakukan aktivitas mengetik /Stevepb/Pixabay

PURBALINGGAKU - Ini contoh esai tentang teori pertukaran sosial yang mencakup analisis fenomenanya. 

Dalam contoh esai ini, akan dijelaskan mengenai teori pertukaran sosial serta bagaimana kontekstualisasinya di dalam masyarakat. 

Esai tentang teori pertukaran sosial ini akan menggambarkan fenomena yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. 

Berikut contoh esai yang dapat Anda baca. 

MELIHAT FENOMENA PEMBERIAN HADIAH PADA CAPAIAN PRESTASI ANAK DALAM KERANGKA TEORI PERTUKARAN SOSIAL

Eksistensi manusia tidak terlepas dari ekosistem konsep manusia sebagai makhluk sosial. Bahwasanya manusia atau individu dengan segala keunikannya dan berbagai aktivitas dalam hidupnya pastilah membutuhkan peran orang lain. Baik dalam hal mendorong, mempengaruhi ataupun  membantu aktivitas satu sama lain. Sebagai makhluk sosial, seorang individu dalam berbagai peristiwa akan terjadi aktivitas saling mempengaruhi. Walhasil timbullah sebuah perilaku sosial tertentu yang akan memunculkan sebuah pola interaksi. Oleh karena itu, pola-pola interaksi yang muncul akan menjadi pembuka sebuah respons atau umpan balik tertentu . sebuah respons ini memiliki kecenderungan untuk stabil sesuai pola yang ada.

Perilaku akan memengaruhi sebuah tindakan sosial sebagai tanggapan dari masyarakat yang kemudian berdampak pada munculnya suatu fenomena sosial. Pada  sebuah perilaku sosial menurut teori pertukaran, relasi antar individu dalam kelompok masyarakat memiliki tiga unsur yakni ganjaran, pengorbanan dan keuntungan.  Analogi paling sederhana adalah ketika seseorang telah melakukan sesuatu secara maksimal yang ia harapkan kemudian hari adalah penerimaan sebuah hasil yang baik sesuai yang ia harapkan. Semakin tinggi kualitas hasil atau keuntungan yang diperoleh, besar kemungkinan suatu tindakan akan diulang-ulang. Dalam dunia ekonomi, sebuah  keuntungan atau laba atau profit merupakan sebuah tujuan utama melakukan sebuah kegiatan.  Sebuah interaksi sosial yang berfokus pada keuntungan dan pengorbanan adalah ciri khas dari interaksi sosial dalam kerangka teori pertukaran sosial. Interaksi sosial yang ada di masyarakat terjadi karena adanya pertukaran sosial, baik itu antar individu ataupun kelompok. Smith dalam (Mighfar, 2015) menganalisis bahwa sebuah transaksi pertukaran akan terjadi ketika kedua belah pihak memperolah keuntungan yang setara melalui proses negosiasi. Pertukaran yang terjadi tidak selalu dalam bentuk barang yang bisa dilihat, disebntuh atau dirasakan, namun juga hal-hal yang tidak terlihat seperti jasa, rasa bahagia, bangga, kepuasan rohani, batin, dan sebagainya.

Teori pertukaran sosial ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisis mikro, terlebih pada hubungan antar pribadi (interpersonal). Hal in tidak lepas cari campur tangan salah satu tokoh yang memberi sumbangsih pemikirannya dalam teori pertukaran sosial yakni George Casper Homans. Ia mengatakan bahwa seluruh penjelasan mengenai perilaku sosial itu menggunakan prinsip psikologis. Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lain, atau teman bermainnya, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Dengan kata lain, pengaruh lingkungan sekitar akan berpengaruh pada tindakan individu, gambaran besar semacam ini yang diungkapkan oleh teori pertukaran sosial. Para sosiolog, berusaha menafsirkan pola interaksi pertukaran semacam ini guna memprediksi perilaku seorang individu di masa yang akan datang, atas dasar perilakunya di masa lalu (Mighfar, 2015).

Bagi Homans, prinsip dasar pertukaran sosial adalah "distributive  justice” aturan yang mengatakan bahwa sebuah imbalan harus sebanding dengan investasi. Menilik dari fenomena pemberian hadiah pada akan yang berprestasi merupakan cara kerja teori pertukaran. Di mana ada sebuah imbalan yang diberi bagi mereka yang telah melakukan pengorbanan. Sejalur dengan pendapat Homans, seorang anak akan menginvestasikan sebuah prestasinya melalui jeri payahnya untuk kemudian mendapat sebuah imbalan sesuai dengan apa yang ia harapkan sebelumnya.

Tokoh yang juga  turut berkontribusi dalam teori pertukaran adalah Peter M. Blau. Dalam membangun  teori pertukaran sosial, Blau dipengaruhi oleh pemikiran B.F. Skinner, seorang psikolog yang memiliki teori behaviorisme dan Homans (Zaifullah, 2021). Menurut B.F. skinner, hubungan antara stimulus dengan respons yang ditunjukkan individu terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Jadi, apabila pada masa lalunya tindakan individu ini menguntungkan maka berkemungkinan besar akan terulang di masa depannya. Begitu pun sebaliknya, apabila tindakan di masa lalu cenderung merugikan, maka kecil kemungkinan untuk terulang kembali. Oleh sebab itu, sosiolog menyebutnya dengan hadiah (reward) keuntungan yang diperoleh untuk mendukung seseorang melakukan tindakan yang dilakukan di masa lalunya kemudian hari dan ganjaran (hukuman) untuk mengurangi kemungkinan perilaku terulang.

Sebuah fenomena yang tidak asing lagi di Indonesia yakni prestasi yang diapresiasi melalui pemberian kado yang disukai. Slavin dalam (Zaifullah, 2021) menyebutkan bahwa ada beberapa macam reward atau imbalan yang diberikan pada siswa berprestasi yakni dapat berupa pujian, penghargaan, hingga hadiah atau imbalan lain. Pemberian imbalan tersebut dapat berasal dari guru di sekolah bahkan oleh orang tuanya sendiri. Bukan tanpa sebab baik guru atau orang tua memberikan sebuah imbalan kepada seorang siswa atau anak. Tidak lain dan tidak bukan ini dilakukan berkat usaha jeri payah mereka dalam bersekolah, menuntut ilmu, hingga mencetak sebuah prestasi. Ada berbagai macam tujuan pemberian reward atau hadiah, contohnya meningkatkan kemauan siswa tersebut untuk tetap atau bahkan mempertinggi prestasi, membuat siswa ingin terus melakukan pengorbanan yang berulang-ulang dan lebih keras untuk belajar agar mendapatkan sebuah hadiah atau penghargaan.  Selain itu, pemberian reward juga guna merangsang motivasi belajar serta berkegiatan secara produktif. Pemberian hadiah atau penghargaan akan membentuk kecenderungan anak untuk merasa bangga dan bahagia. Kebanggaan yang anak dapatkan akan menjamin si anak untuk terus mengulangi bahkan meningkatkan proses belajar mereka. Dengan kata lain, yang lebih sederhana ialah makin tinggi reward yang didapat, makin besar kemungkinan suatu tindakan serupa akan diulang.

Sejalur dengan itu, ada proposisi untuk menjelaskan proses pertukaran yang telah dikemukakan oleh Homans, yaitu proposisi sukses. Dalam gambaran proposisi ini, bila seorang anak berhasil memperoleh ganjaran, maka ia akan cenderung mengulangi tindakan tersebut. Seorang anak atau siswa mendapatkan prestasi dengan nilai rapor yang rata-rata mencapai angka tertinggi di sekolahnya. Semua ia dapat melalui proses belajar yang tekun. Melihat pemberian hadiah karena prestasinya tersebut, ia akan terus melanjutkan pembelajaran yang tekun bahkan lebih dari sebelumnya agar di masa yang akan datang ia memperoleh hadiah yang sama atau bahkan lebih memuaskan lagi. Pada saat yang sama, Homans dalam (Wardani, 2016) menuturkan beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proposisi sukses. Pertama, meskipun istilah semakin diberi hadiah semakin besar kemungkinan untuk mengulang sebuah tindakan, namun tindakan semacam itu tak menjamin adanya tindakan yang berlangsung persis sama, dalam waktu yang lama (tanpa batas). Kedua, semakin pendek jarak perilaku dan hadiah, maka besar kemungkinan seseorang mengulang tindakan itu. Ketiga, pemberian hadiah secara rutin atau teratur dapat menimbulkan kebosanan. Di samping itu, ada proposisi stimulus, proposisi ini dapat menggambarkan kondisi seorang anak yang diiming-imingi barang kesuakaannya oleh orang tua supaya ia rajin belajar dan memperoleh hasil rapor yang membanggakan.

Tidak berhenti sampai di situ, Hadi dalam (Zaifullah, 2021) menyebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memberikan ganjaran, yaitu pemberian ganjaran tidak boleh terlalu sering, di khawatirkan siswa merasa sombong atas keberhasilan yang telat dicapai, pemberian ganjaran atau reward harus adil (bukan berdasarkan simpati terhadap seseorang, ganjaran harus dapat dicapai oleh semua anak didik atau siswa atas dasar kerajinannya, kesungguhannya dan ketekunannya. Reward sangat penting dalam memotivasi siswa untuk mengukir prestasi di sekolahnya. Selain itu, sekolah pun mendapat keuntungannya juga, yakni nama sekolah turut harum, orang tua patut berbangga. Pemberian reward semacam ini kepada anak atau siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat dan tekun.

Teori pertukaran sosial ini selain dapat menjelaskan dan menafsirkan suatu fenomena, juga dapat menyeimbangkan pengorbanan dan keuntungan yang didapatkan dar pihak lain. Dengan ini hubungan antar individu dalam suatu kelompok masyarakat akan terjaga dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan. Namun, tidak menutup kemungkinan sebuah teori ini memiliki kekurangan, apalagi ketika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya hadiah yang diberikan atas dasar pencapaian yang telah kita usahakan, dapat menjadi beban bagi si penerima untuk nantinya di suatu hari ia mengembalikan yang serupa. Kemudian, teori ini bisa saja membuat seseorang terlalu pamrih dapat melakukan sesuatu. Hal ini terjadi karena pembiasaan untuk mengharapkan sebuah hadiah atau imbalan lain."

DAFTAR PUSTAKA

Zaifullah. 2021. Urgensi Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi belajar pendekatan teori Peter M. Blau (Teori Pertukaran). Journal Of Pedagogy. Vol:4.No:1. Hal:1-5.

Mighfar, Sokhibul. 2015. Social Exchange Theory: Telaan Konsep George C.Homans Tentang Teori Pertukaran Sosial. Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan. Vol:9. No.:2. Hal: 259-282.

Marta, Erni Dwi. 2016. Implementasi Pemberian Reward Kepada Siswa SD Muhammadiyah Bantul Kota. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.: Yogyakarta.

Wardani. 2016. Membedah Teori Sosiologi: Teori Pertukaran (exchange theory) George Caspar Homans. Jurnal Studia Insania. Vol: 4 No.:1. Hal:19-38.

Demikian contoh esai mengenai teori pertukaran sosial beserta contoh kasusnya.***

           

 

Editor: M Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler