Penyebab Banjir Bandang Kota Batu, BNPB: Hancurnya Bendung Alam

- 6 November 2021, 22:28 WIB
Foto udara Tim SAR gabungan bersama relawan dan warga membersihkan endapan lumpur saat pencarian korban akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kota Batu hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang, tim SAR berhasil menemukan enam jenazah korban dan tiga korban masih dalam proses pencarian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww.
Foto udara Tim SAR gabungan bersama relawan dan warga membersihkan endapan lumpur saat pencarian korban akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kota Batu hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang, tim SAR berhasil menemukan enam jenazah korban dan tiga korban masih dalam proses pencarian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww. /ZABUR KARURU/ANTARA FOTO

PURBALINGGAKU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan penyebab terjadinya banjir bandang yang terjadi di Kota Batu, Jaw Timur pada Kamis, 4 November lalu.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan salah satu penyebab terjadinya banjir bandang adalah hancurnya bendung alam akibat tingginya debit air dari hulu.

Di hulu, bendung alam terbentuk oleh longsor-longsor kecil dari sisi tebing yang minim vegetasi berakar kuat.

Banjir bandang yang menewaskan tujuh orang itu bermula dari intensitas hujan tinggi yang menyebabkan debit air menjadi lebih besar.

Baca Juga: Buntoro, Pengusaha Asal Purbalingga Borong 17 Lukisan di Pameran 'Kluruk!'

Kemudian, air tertahan bendung alam. Ketika terjadi overtop atau melimpas, bendung alam hancur.

"Ketika bendung alam ini hancur, ini yang kemudian tidak hanya membawa pasir, tapi juga volume air yang sangat besar, beserta pohon-pohon ke bawah," kata Abdul seperti dikutip dari Antara,

Limpasan air atau banjir bandang bertambah parah ketika melewati sungai dengan lereng tebing yang berpotensi longsor karena banyaknya kebun-kebun semusim.

"Di sepanjang bantaran sungai itu cukup banyak kebun-kebun semusim yang dibuat di lereng tebing sungainya," ujarnya.

Halaman:

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah