Komentar Sekjen PBNU Terkait Pernyataan Gus Yaqut: Kemenag Hadiah Negara Untuk NU

- 24 Oktober 2021, 18:47 WIB
Sekjen PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini berkomentar terkait pernyataan Menag Gus Yaqut tentang kementerian agama hadiah negara untuk NU, Minggu 24 Oktober 2021
Sekjen PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini berkomentar terkait pernyataan Menag Gus Yaqut tentang kementerian agama hadiah negara untuk NU, Minggu 24 Oktober 2021 /NU Online/Suwitno.

PURBALINGGAKU - Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut baru-baru ini yang mengatakan 'Kemenag hadiah negara untuk NU' mendapat banyak sorotan publik. 

Mulai dari Anwar Abbas hingga petinggi Muhammadiyah Abdul Mu'ti berkomentar menanggapi pernyataan Gus Yaqut yang dinilai tidak tepat bahkan cenderung tidak adil. 

Menanggapi hal itu Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini berkomentar lewat unggahan instagram pribadinya @ahmadhelmyfaishalzaini tentang pernyataan Gus Yaqut yang menyebut Kemenag hadiah negara untuk NU. 

Menurutnya bahwa Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam.

Baca Juga: Dorong Perda Pesantren di Purbalingga yang Mengakomodir, PC NU Purbalingga Gelar Halaqoh Kyai Ponpes

"Bahwa NU punya peran besar dalam menghapus 7 kata dalam Piagam Jakarta, tak lagi disangsikan," kata Helmy

Namun menurut Helmy tidak berarti NU boleh semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus.

Helmy menyebut peran NU bahkan jauh sebelum kemerdekaan telah meletakkan pesantren sebagai pilar pembentuk karakter mental bangsa yang bertumpu kepada akhlaqul karimah.

Baca Juga: Tipe Orang NU Versi Gus Miftah: Ada Golongan Sandal Jepit sampai Berdasi

Untuk memperkuat pernyataannya, dalam komentarnya Helmy mengutip pernyataan Dr. Soetomo: 'Jauh sebelum pemerintahan Hindia Belanda mendirikan sekolah-sekolah, justru pondok pesantrenlah yang menjadi sumber pengetahuan dan mata air ilmu bagi masyarakat nusantara bulat-bulat'.

Pihaknya juga menyebut bahwa NU adalah stakeholder terbesar dari kemenag, hal itu menurutnya dapat dilihat. Karena Kemenag adalah organ dari pemerintahan yang mengatur tentang zakat, haji, madrasah, pesantren dan pendidikan keagaman.

Namun demikian menurutnya, NU tidak memiliki motivasi untuk menguasai ataupun memiliki semacam "privelege" dalan pengelolaan kekusaan dan pemerintahan, karena NU adalah jamiyyah diniyah ijtimaiyyah (organisasi keagamaan dan kemasyarakatan).

Baca Juga: Usik Penahanan Osman Kavala, Erdogan Ancam Usir 10 Duta Besar Negara Barat

Helmy menjelaskan prinsip bagi NU adalah siapa saja boleh memimpin dan berkuasa dengan landasan, "Tashorroful imam 'alarroiyyah manutun bil maslahah", kepemimpinan harus melahirkan kesejahteraan dan kemaslahatan.

Dalam akhir komentarnya Helmy menyebut pernyataan Menteri Agama Gus Yaqut tidak pas dan kurang bijaksana dalam posisinya sebagai salah satu Menteri dalam Kabinet Jokowi. 

"Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau, meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan." ujar Helmy.

Baca Juga: Peringatan Hari Dokter Nasional, Puan: Tak Sedikit Dokter Gugur Melawan Covid 19

Selain itu menurut Helmy pada dasarnya semua elemen sejarah bangsa ini punya peran strategis dalam mewujudkan Kemerdekaan Indonesia seperti saat ini. 

"Semua elemen sejarah bangsa ini punya peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama dan golongan. Bhinneka Tunggal Ika." tutur Helmy Faishal Zaini.***

Editor: Rifatuts Tsaniyah

Sumber: Instagram @ahmadhelmyfaishalzaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah