Ternyata Sudah Ada Pabrik Zaman Prasejarah di Purbalingga, Ini Buktinya

8 September 2021, 16:02 WIB
Situs Tipar menyimpan bukti pabrik zaman prasejarah di Purbalingga, Jawa Tengah. /Dok. Gunanto Eko Saputro

PURBALINGGAKU- Ada penemuan unik sebuah pabrik zaman prasejarah di Purbalingga, Jawa Tengah. Buktinya, ditemukan sedikitnya 22 situs bengkel batu prasejarah, 21 punden berundak, 8 menhir dan 42.000 peralatan batu lainnya.

Penelitian pabrik zaman prasejarah di Purbalingga dilakukan sejak tahun 1981. Salah satu arkeolog dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional dan Balai Penelitian Arkeologi Yogyakarta adalah Prof. Harry Truman Simanjuntak.

Menurut Harry Truman, temuan pabrik zaman prasejarah di Purbalingga tersebut berasal dari zaman megalitikum, neolitikum sampai proto-sejarah.

Sejumlah penemuan situs purbakala itu merupakan bukti jika Purbalingga dulunya merupakan wilayah hunian dari salah satu manusia purba ras Austronesia.

Manusia era ‘Flintstone’ itu telah tinggal di Purbalingga sejak sekitar 3.500 tahun yang lalu. Biasanya, wilayah yang ditinggali berada di perbukitan yang dekat dengan daerah aliran sungai.

Tidak hanya hunian, Harry Truman juga menduga, situs-situs tersebut merupakan bengkel industri purba.

Sebab, selain produk-produk yang ditemukan seperti gelang, sisir batu, beliung dan gerabah purba, ditemukan pula peralatan perbengkelan purba seperti batu asah, batu pukul, batu landasan dan lainnya.

Hal itulah yang memperkuat dugaan bahwa situs-situs yang ditemukan merupakan bengkel industri purba.

Perkakas yang diproduksi bukan hanya untuk kebutuhan sendiri namun sudah diniagakan ke luar daerah.

Namun, meski temuan benda purbakala melimpah, hingga saat ini belum berhasil ditemukan fosil manusia maupun hewan purba di daerah tersebut.

Penyebabnya, diduga tanah di Purbalingga terlalu asam, sehingga merusak struktur fosil-fosil.

Salah satu, situs purbakala yang cukup besar dan bahkan masuk dalam Buku Atlas Prasejarah Indonesia ada di Dukuh Tipar, Desa Ponjen, Kecamatan Karanganyar.

Tatal Batu, bukti pabrik zaman prasejarah di Purbalingga. Dok. Gunanto Eko Saputro

Seorang pemerhati sejarah Purbalingga, Gunanto Eko Saputro mengatakan, Situs Tipar menempati sebidang bukit yang cukup luas, kurang lebih 3,5 hektar.

Situs ini diapit dua buah sungai, yaitu Kali Laban di sebelah barat dan Kali Capar di sebelah timur. Sebelah utara situs terdapat pemakaman desa dan kemudian hamparan sawah luas.

“Situs tersebut tampak seperti sebuah pulau jika dilihat dari arah utara ke selatan karena diapit oleh dua buah sungai,” katanya, Rabu 8 September 2021.

Situs ini ditengarai masih berhubungan dengan situs purbakala yang ditemukan di Desa Limbasari dan Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari.

”Pun berhubungan erat dengan situs di Desa Maribaya di Kecamatan Karanganyar dan situs lainya di sepanjang perbukitan Gunung Plana, Pulosari, Sidingklik, Silimar, Bopong dan Besar,” ujarnya.

Merujuk pada Atlas Prasejarah Indonesia, hanya dari survei permukaan saja sudah ditemukan berbagai benda purbakala di Situs Tipar, seperti perhiasan mulai dari yang sudah jadi, setengah jadi sampai bahannya.

Ada juga berbaga macam kereweng atau gerabah. Kemudian, berbagai macam beliung, batu asah, batu landasan, batu pukul yang mencerminkan bahwa wilayah tersebut merupakan pusat perbengkelan purba.

“Selain itu ditemukan berbagai macam sisa pembakaran yang menunjukkan bahwa selain menjadi bengkel juga menjadi wilayah hunian,” terangnya.

Gunanto menjelaskan, tatal batu yang menjadi sisa-sisa pembuatan perkakas purba memang sangat melimpah. Tak sampai melakukan penggalian, serpihan batu berwarna hijau muda atau hijau tosca berserakan

“Pada saat booming batu akik pada tahun 2013-2014, batu-batu tersebut banyak dijarah oleh masyarakat. Hanya menggali sedikit saja bisa ditemukan berkarung-karung batu yang dijual ke pengepul,” katanya.

Benda yang paling banyak ditemukan di wilayah tersebut adalah lempengan batu yang sudah dibentuk bundar dengan diameter sekitar 5-10 centimeter.

Desa Ponjen juga tak hanya memiliki Situs Tipar, ada juga temuan purbakala berupa punden berundak dan batu-batu besar di Blok Kenteng dan di sebuah tempat yang diberi nama penduduk setempat ‘Candi Wurung’.

Dengan berbagai macam temuan tersebut, sudah sepantasnya para arkeolog memberikan perhatian untuk mengungkap peradaban purba di Purbalingga.

Menurut Gunanto, situs-situs di Purbalingga tak kalah pentingnya dengan berbagai situs purbakala terkenal lainya seperti Sangiran, Trinil, Pati Ayam dan lainnya.***

 

 

Gunanto Eko Saputro PURBALINGGAKU/M Fahmi

Gunanto Eko Saputro, lahir di Desa Langgar, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada 13 Agustus 1983.

Igo, sapaan akrabnya, merampungkan program sarjana Ilmu Manajemen Hutan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Magister Ilmu Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Tahun 2006, ia bekerja di Majalah Tempo sebelum akhirnya memilih jalan ninja sebagai abdi negara di tanah lahirnya, Purbalingga.

Saat ini Igo memiliki ketertarikan baru di bidang sejarah. Bahkan dia sudah menerbitkan buku Seri Sejarah Purbalingga.

Igo bisa disapa di dunia maya pada laman facebook Igo Saputra, Instagram @igoendonesia dan blog igosaputra.

Editor: M Fahmi

Sumber: Gunanto Eko Saputro

Tags

Terkini

Terpopuler