Network
PURBALINGGAKU – Perbuatan maksiat merupakan hal buruk yang wajib dihindari umat Islam, selain merugikan diri sendiri maksiat juga dapat merugikan orang lain.
Perbuatan maksiat merupakan sesuatu yang sangat dibenci oleh Allah SWT, manusia sangat dianjurkan untuk menghindari hal itu agar hidupnya semakin bermakna.
Maksiat adalah segala perbuatan yang dilarang dan meninggalkannya merupakan kewajiban yang diatur dalam syariat Islam.
Lalu bagaimana cara agar manusia dapat menghindari perbuatan maksiat?
Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini Selasa 7 September 2021, Ada Sinema Spesial yang Sayang Dilewatkan
Dilansir PURBALINGGAKU dari video yang diunggah kanal Youtube Ngaji Ben Aji Official pada Jumat 3 September 2021, K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan cara menghindari maksiat.
Dari penjelasannya dapat diperoleh pemahaman ada 3 Cara menghindari perbuatan maksiat yang bisa dilakukan.
1. Tanamkan Rasa Gembira
Untuk menghindari maksiat, seorang manusia perlu menanamkan rasa gembira di dalam hatinya.
Rasa gembira yang dimaksud Gus Baha adalah, ketika seseorang menyadari bahwa dirinya adalah hamba dari dzat yang super.
Baca Juga: 7 Bahan Alami Ini Mampu Atasi Anosmia Pasca Covid 19
“Seharusnya seseorang itu gembira dengan ketaatan, gembira itu mudah caranya menyadari dirinya menjadi hamba dari dzat yang maha super yaitu Allah SWT,” ujarnya
2. Menunjukan Rasa Malu
Setelah menyadari bahwa manusia adalah hamba Allah SWT, perasaan yang akan muncul selanjuntnya menurut Gus Baha adalah malu.
Menurutnya rasa malu yang dimaksud adalah, ketika kebahagiaan hanya akan muncul ketika melihat maksiat.
“Kenapa kita bisa didikte oleh hal seremeh itu, kita malu karena hanya didikte oleh (hal) mesum,” ucapnya
Baca Juga: Cara Daftar Vaksinasi Massal Polres Purbalingga, Jangan Lupa Bawa KTP agar Tidak 'Kecele'
3. Menggunakan Logika
Cara menghindari perbuatan maksiat selanjutnya menurut Gus Baha adalah dengan menggunakan logika berpikir yang baik.
Dirinya menceritakan kisah seorang pemuda pada zaman Nabi Muhammad yang akan masuk Islam. Namun, pemuda itu meminta agar tetap diizinkan melakukan perbuatan zina.
Nabi Muhammad tidak memberikan pertimbangan dengan ancaman, bahwa zina atau maksiat menyebabkan terjerumus dalam neraka. Tapi, mengajak pemuda itu berfikir logis apabila perbuatan itu melibatkan keluarganya.
Baca Juga: Pengungsi Afghanistan di Amerika Serikat, Aman dari Taliban tapi Harus Tahan Lapar
"Apakah kamu rela jika Ibumu, saudara perempuanmu, atau Bibimu yang menjadi korban perbuatan zina?," ujar Gus Baha
Menurut Gus Baha jika logika berfikir telah digunakan dengan baik, maka dengan sendirinya manusia akan merasa benci dengan perbuatan maksiat.***
