Gelas beaker, secara fungsinya sebagai alat laboratorium, dibedakan ke dalam tiga fungsi, yaitu untuk alat ukur, alat tampung, dan alat pendukung. Beaker digunakan untuk melarutkan zat tertentu, sebagai tempat menampung zat sementara, dan mencampur berbagai jenis zat baik zat padat ataupun zat cair.
Bentuk dari gelas beaker mempunyai bagian bawah rata serta bibir pada atasnya. Ukuranya sekitar 1 mm sampai multi liter. Gelas beaker juga terbuat dari beberapa material, yaitu plastik, kaca, logam. Untuk gelas beaker plastika maka penggunaanya bergantung pada jenis bahan kimia yang akan digunakan serta menyesuaikan suhu dari larutan
Berbeda dengan gelas beaker kaca yang bisa menahan suku ekstrem hingga 400 derajat celcius. Sementara gelas beaker logam, dapat menahan suhu 340 derajat celcius, untuk gelas beaker logam tahan karat bisa mencapai 550 derajat celcius.
Baca Juga: Apa Saja Ciri-Ciri Buku Non Fiksi? Simak Penjelasannya Berikut
Dalam gelas beaker atau gelas beaker ini, terdapat adanya garis yang digunakan sebgaai penanda volume seperti layaknya gelas ukur. Akan tetapi, skala tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan banyaknya jumlah zat yang akan ditambahkan atau dikurangi sebagaimana halnya gelas ukur. Untuk melakukanya, maka Anda juga harus memanfaatkan gelas ukur untuk bisa mendapatkan volume zat yang sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Gelas beaker biasanya digunakan untuk penggunaan berbagai bahan-bahan kimia yang sifatnya korosif. Jika ingin mencegah adanya kontaminasi pada zat atau larutan yang ditampung dalam gelas beaker, maka Anda bisa memanfaatkan gelas arlogi untuk digunakan sebagai penutup.
Itulah jawaban mengenai apa perbedaan gelas ukur dan gelas beaker yang harus Anda pahami agar tidak tertukar saat praktikum.***