Kesaksian Nakes Korban KKB di Papua, Ditelanjangi dan Dianiaya hingga Meninggal

- 19 September 2021, 16:45 WIB
Seorang mantri di Puskesmas Kiworok sampai menangis saat bercerita detik-detik nakes dibantai habis-habisan oleh KKB.
Seorang mantri di Puskesmas Kiworok sampai menangis saat bercerita detik-detik nakes dibantai habis-habisan oleh KKB. /Antara/Evarukdijati

PURBALINGGAKU - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Taplo membakar sejumlah fasilitas umum di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Mereka bahkan menganiaya dan membunuh tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di sana.

Peristiwa kelam pada Senin, 13 September 2021 itu menyisakan trauma mendalam bagi korban. Kesaksian mengerikan kebrutalan KKB di Papua dituturkan oleh Marselinus Ola Atanila, Mantri Puskesmas Kiwirok yang berhasil selamat dengan bersembunyi di jurang.

Sejak Senin pagi, Para tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok telah mengetahui akan terjadi baku tembak antara KKB dan TNI-Polri. Mereka bertahan di Puskesmas dan barak medis, bersiap untuk menanggulangi adanya korban.

"Kami nakes sendiri mengambil langkah bijak untuk tetap tenang di dalam barak medis dan juga ber-standby di Puskesmas, sehingga apabila terjadi penyerangan, ada korban, kami sebagai nakes bisa mengantisipasi kejadian itu, tetapi semua itu berbanding terbalik," ujar Marselinus Ola setelah dievakuasi ke Jayapura, Jumat 17 September 2021.

Baca Juga: Wagub Taj Yasin Beberkan Poin Dana Hibah Pesantren, Perda Segera Disusun

Sekitar pukul sembilan pagi, KKB menghancurkan Puskesmas dengan memukul kaca jendela, menyiram bensin, dan melakukan pembakaran. Perusakan serupa berlanjut ke barak medis.

Para nakes yang sebelumnya bersembunyi di dalam ruangan, lari terpencar menyelamatkan diri. Sayangnya anggota KKB telah mengelilingi Distrik Kiwirok.

"Sampai di Mado, dokter dihadang, dipukuli dengan besi, kemudian digiring ke jurang, langsung ditendang ke arah jurang," kata Marselinus.

Nasib serupa dialami dia dan rekannya. Beberapa nakes mencoba bersembunyi di rumah penduduk, tetapi kelompok KKB juga melakukan perusakan di sana.

Baca Juga: Pemerintah Daerah Harus Dorong Upaya Pemberdayaan Desa, Tingkatkan Kapasitas Aparaturnya!

Tidak ada jalan lain, mereka lari ke luar bangunan. Sayangnya jalan buntu menuju jurang yang mereka temukan.

"Akhirnya, tanpa berpikir panjang saya lompat pertama, ketiga suster mengikuti saya melompat," ucapnya.

KKB mengikuti pelarian Marselinus dan kawan-kawan hingga ke jurang. Marselinus berhasil bersembunyi di antara tebing dan akar.

Sedangkan ketiga perawat tidak beruntung. Mereka berhasil ditemukan oleh KKB, kemudian digiring kembali ke atas.

Sesampainya di atas, ketiga perawat, yakni Kristina Sampe Tonapa, Gabriela Meilani, dan Katriyanti Tandila mengalami penganiayaan dan kekerasan seksual.

"Mereka mulai menelenjangi suster, mereka merobek pakaian dengan parang, dari baju sampai celana dalam, semuanya. Mereka dianaiya secara tidak manusiawi, paha mereka ditikam, muka mereka ditonjok, kemudian, maaf, kemaluan mereka ditikam," ujar Marselinus sambil menangis.

Baca Juga: Muhammad Kece Laporkan Pelaku Penganiayaan atas Dirinya, Dirtipidum Bareskrim Polri: 'Napoleon Bonaparte'

Ketiga suster tidak kuat menahan rasa sakit, mereka pingsan. Kemudian, Anggota KKB mendorong mereka ke dalam jurang dengan kedalaman sekittar 400 meter.

Belum berhenti disitu, anggota KKB kembali mencari mereka di bawah jurang. Suster Katrianti dan Kristina bisa bertahan, tersembunyi di antara semak-semak.

"Suster Ela bangun dari pingsan tapi tidak berdaya, dia tersangkut di pohon, sehingga mereka ikut ke bawah lalu membunuhnya secara membabi buta dengan menikam di bagian perutnya, dan juga kemungkinan mulutnya," ujar Marselinus.

Para tenaga kesehatan yang berhasil selamat keluar dari persembunyian saat merasa kondisi sudah aman. Mereka bersembunyi dari satu rumah warga ke rumah warga lainnya. Kemudian, mereka menuju pos pengamanan dan markas militer terdekat.

Sedangkan korban yang selamat dan tidak berdaya, berhasil ditemukan tim gabungan saat melakukan pembersihan dan evakuasi.

Total terdapat 10 korban Tenaga Kesehatan saat penyerangan KKB di Distrik Kiwirok. Delapan orang selamat, satu meninggal dunia, dan satu orang masih dalam pencarian.

Baca Juga: Resmikan PKD GP Ansor Kejobong, Tiwi: Semoga GP Ansor Bisa Menjadi Contoh dan Mengispirasi Pemuda
Korban selamat yakni, Lukas Luji, Marthinus Deni Setya, Siti Khotijah, Dr Restu Pamanggi, Marselinus Ola Atanila, Patra, Emanuel Abi, Katrianti Tandila. Satu korban meninggal bernama Gabriela Meilani. Serta, satu korban masih dalam pencarian, Gerald Sokoy.

Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan mengatakan, Aparat keamanan beserta warga sudah berupaya mencari hingga Sabtu, 18 September 2021, namun belum membuahkan hasil.

"Kami sangat berharap yang bersangkutan selamat dan bisa ditemukan," kata Izak Pangemanan seperti dikutip dari Antara.

Danrem menambahkan, selain tenaga kesehatan juga terdapat satu anggotanya yang menjadi korban. Korban terluka saat baku tembak bernama serta Pratu Ansar, anggota Yonif 403/WP.***

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: Pikiran Rakyat Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x