Fastabiqul Khairat, Prinsip Pergerakan Muhammadiyah

25 Mei 2023, 01:35 WIB
Logo Muhammadiyah. /Muhammadiyah/

PURBALINGGAKU - 'Fastabiqul Khairat' menjadi salah satu prinsip pergerakan Muhammadiyah yang memiliki makna berlomba-lomba dalam kebaikan. Penggalan kata 'Fastabiqul Khairat' terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 148.

Prinsip inilah yang menjadikan Muhammadiyah terus berusaha maju dan tumbuh pesat mengikuti perkembangan zaman.

Muhammadiyah bukan hanya pergerakan keagamaan, akan tetapi banyak lini kehidupan yang juga diperhatikan seperti sosial, pendidikan dan lain sebagainya.

Fastabiqul Khairat yang menjadi icon pergerakan sudah dipahami oleh generasi awal Muhammadiyah. Hal ini dapat dilihat dari kisah Kiai Syudja’ pada tahun 1922.

Baca Juga: Muhammadiyah Dukung Penuh Kadernya Terjun ke Politik

Pada saat itu, Kiai Syudja' mengutarakan keinginannya agar Muhammadiyah mendirikan rumah sakit agar dapat menyaingi para misionaris Zending, termasuk juga menyediakan pelayanan sosial seperti panti asuhan.

Namun, Kiai Syudja’ ditertawakan oleh banyak pihak karena dianggap cita-cita itu terlampau mustahil. Kiai Syudja’ menegaskan prinsip Fastabiqul Khairat dengan potongan syair Arab, “hum rijal wa nahnu rijal” (mereka dan kita sama-sama laki-laki).

Hingga akhirnya, Muhammadiyah bisa memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia dengan berdirinya 119 rumah sakit dan 3334 sekolah.

Dari sepenggal kisah di atas, dapat disimpulkan bahwa warga Muhammadiyah harus saling berlomba-lomba dalam kebaikan dalam segala lini kehidupan.

Baca Juga: Ketika Mahasiswa Komunikasi Unsoed Diajar Langsung oleh News Anchor CNN Indonesia

Ketua Majelis Pembina Kader Dan Sumber Daya Insani Pimpinan Pusat (MPKSDI PP) Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil.I., M.P.A. mengatakan, kader harus masuk dan sukses di semua lini kehidupan dilansir dari Fordem.id (Forum Demokrasi Berkemajuan Jateng).

"Muhammadiyah harus berkembang dan masuk ke segala lini kehidupan, seperti politik, ekonomi dan lain sebagainya," katanya, ketika menjadi pembicara dalam acara Syawalan Kebangsaan, Minggu, 21 Mei 2023 di Universitas Muhammadiyah Karanganyar.

Dia menambahkan, kader harus saling sayang dan support satu sama lain untuk mewujudkan cita-cita pergerakan Muhammadiyah.

Seperti contoh dakwah dalam jalur politik, kader bebas memilih bendera atau partai yang menjadi bahtera, akan tetapi sebagai sesama warga Muhammadiyah harus saling mendukung bukan saling menjatuhkan.

"Semua harus disayang dan disuport walaupun berbeda bendera karena masih Muhammadiyah,"ungkapnya dalam acara Fordem.***

Editor: Ikhwan Mutaqin

Tags

Terkini

Terpopuler