NATO Siagakan Kekuatan Militer di Eropa Timur, Rusia: Kami Target, Bukan Penghasut Agresi

- 24 Januari 2022, 23:37 WIB
Khawatir Rusia Invasi Ukraina, AS Kirim Kapal Induk Untuk Latihan Perang Bersama NATO di Laut Mediterania   
Khawatir Rusia Invasi Ukraina, AS Kirim Kapal Induk Untuk Latihan Perang Bersama NATO di Laut Mediterania   /nationalinterest.org

PURBALINGGAKU - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan telah menyiagakan kekuatan militer dan akan memperkuat Eropa Timur dengan mengirim lebih banyak kapal perang dan jet tempur.

Rusia mengecam apa yang dilakukan NATO hanya meningkatkan ketegangan di Ukraina.

Terkait pengerahan kekuatan militer tersebut, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg beralasan sebagai upaya untuk melindungi dan membela sekutu.

"NATO akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua sekutu, termasuk dengan memperkuat bagian timur aliansi," kata Jens Stoltenberg dikutip dari Reuters, Senin, 24 Januari 2022.

Baca Juga: Danar Widianto Tampil Memukau di Gala Show 2 X Factor Indonesia Season 3, Judika: 'Yakin Minimal Lima Besar'

Langkah tersebut merupakan tanda bahwa Negara-negara Barat bersiap atas serangan Rusia ke Ukraina yang telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara dalam jangkauan perbatasan Ukraina.

Meskipun, dalam setiap pernyataan, Rusia menyangkal niat untuk menyerang.

Inggris mengatakan pihaknya menarik beberapa staf dan keluarga dari kedutaan besarnya di Ukraina.

Sehari sebelumnya, Amerika Serikat juga telah memerintahkan anggota keluarga diplomat untuk pergi.

Baca Juga: Ini Tanda Terinfeksi Nyamuk DBD, Atasi dengan 3M

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia adalah target, bukan penghasut agresi.

"Mengenai tindakan spesifik, kami melihat pernyataan oleh Aliansi Atlantik Utara tentang penguatan, penarikan pasukan, dan sumber daya ke sisi timur. Semua ini mengarah pada fakta bahwa ketegangan meningkat," katanya.

“Ini tidak terjadi karena apa yang kami, Rusia, lakukan. Ini semua terjadi karena apa yang NATO dan AS lakukan dan karena informasi yang mereka sebarkan.”

Kremlin menuduh Barat "histeris" atas pengerahan kekuatan militer Rusia di perbatasan Ukraina, serta menyebarkan informasi "yang dicampur dengan kebohongan".

Baca Juga: Reza Rahadian Blak-blakan Cerita di Balik Layar Serial Layangan Putus di Kanal YouTube Boy William

Dampak dari ketegangan tersebut, pasar saham global tergelincir. Rubel mencapai level terendah dalam 14 bulan terkahir terhadap dolar, dan saham serta obligasi Rusia jatuh.

Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan kepada Presiden Uni Eropa, Charles Michel melalui telepon bahwa persatuan yang ditunjukan Uni Eropa sangat berarti bagi mereka.

"Ukraina tidak akan terpengaruh provokasi, dan bersama dengan mitranya, akan tetap tenang dan terkendali."***

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah