Sebelumnya, Presiden Korea Selatan Moon Jae-i di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa, mengulangi seruan untuk mengakhiri perang secara resmi.
Ide itu awalnya ditolak oleh petinggi Korea Utara dengan menyebutnya sebagai seruan yang terlalu dini. Namun, secara tak terduga Kim Yo-jong menanggapi dengan pernyataan sebaliknya.
Sebelumnya, harapan muncul untuk perdamaian di semenanjung korea. Yaitu, pada pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Kim Jung-un tahun 2018.
Tetapi, kemungkinan perdamaian pupus setelah tiga kali pertemuan tidak membuahkan hasil. Setelah itu, pembicaraan terhenti sejak 2019.
Minggu lalu, Presiden AS, Joe Biden mengatakan dalam pidatonya di PBB bahwa dia ingin "diplomasi berkelanjutan" untuk menyelesaikan krisis seputar program nuklir dan rudal Korea Utara.
Korea Utara telah menolak terlibat dalam "diplomasi berkelanjutan" AS dan kepala pengawas atom PBB. Kim Jong-un secara tegas mengatakan bahwa program nuklirnya akan "berjalan penuh".***
Editor: Galuh Widoera Prakasa
Sumber: Reuters