Mengenal Tradisi Imlek, Perayaan yang Berusia 4 Ribu Tahun di Indonesia

1 Februari 2022, 09:00 WIB
Mengenal tradisi Imlek yang konon berusia 4 ribu tahun. /Billy Widoera/Pixabay.com/akkasit_tom

PURBALINGGAKU - Tahun baru Imlek telah tiba. Masyarakat Indonesia, khususnya warga Tionghoa menyambut hari besar ini dengan penuh suka cita.

Namun tahukah ada, kapan Imlek mulai dirayakan dan bagaimana Imlek menjadi hari besar yang dirayakan.

Aktivis klenteng Hok Tek Bio Purbalingga, Lim Ngan Min, menceritakan Imlek mulai dirayakan lebih dari 4 ribu tahun yang lalu.

"Sudah sejak 4 ribu tahun yang lalu dirayakan," kata di ketika ditemui di halaman Klenteng, Senin 31 Januari 2022.

Pada mulanya, Imlek merupakan tradisi masyarakat agraris Tiongkok. Tiongkok memiliki empat musim, musim semi, musim gugur, musim dingin, dan musim panas.

Baca Juga: Kue Keranjang Khas Imlek yang Bikin Kangen Ngumpul Bareng Keluarga

Pada musim semi, para petani Tiongkok baru bisa mulai menanam setelah terhambat musim dingin.

Para petani menyambut musim semi dengan penuh suka cita. Dengan harapan bisa menanam dan memanen hasilnya.

Untuk merayakan kegembiraan sekaligus memohon keselamatan agar panen melimpah, masyarakat membuat perayaan Imlek.

"Jadi dulunya untuk menyambut musim semi," ujar dia.

Baca Juga: Lima Drakor Bertema Zombie yang Bikin K Drama Lovers Merinding, Salah Satunya Tuai Kecaman

Pergeseran Makna Imlek

Seiring waktu, Imlek mengalami pergeseran makna dan fungsi. Di Indonesia yang tak mengenal empat musim, Imlek dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus permohonan agar tahun depan berlimpah rezeki dan keberuntungan.

Imlek juga menjadi momen merajut kebersamaan sesama warga Tionghoa. Saat Imlek mereka berkumpul bersama keluarga.

"Sekarang itu mulai jarang. Karena biasanya anak-anak bekerja di luar kota dan tak sempat pulang. Apalagi kondisi pandemi seperti sekarang," kata dia.

Lim mengatakan, saat Imlek anak yang merantau biasanya pulang berkumpul bersama keluarga. Namun kini tak jarang orangtua yang datang ke anaknya demi bisa berkumpul.

Saat kumpul, ada tradisi memberi angpao. Tradisi ini berlaku bagi anggota keluarga yang telah berumahtangga kepada yang belum berkeluarga.

"Meskipun sudah bekerja, tapi belum berkeluarga dianggap masih menjadi tanggung jawab orangtua," tuturnya.

Namun bagi yang sudah berkeluarga, dia biasanya memberi angpao kepada orangtua sebagai wujud bakti anak.

"Isi angpao tidak menjadi hal utama, karena ini simbol bentuk bakti dan penghormatan kepada orangtua," tuturnya.

Baca Juga: Resep Seafood Saus Padang Ala Devina Hermawan

Cap Go Meh Penutup Imlek

Puncak Imlek antara lain malam pergantian tahun. Warga Tionghoa penganut Konghucu atau Tri Darma biasanya sembahyang di klenteng pada malam pergantian tahun.

Momen sembahyang ini juga kerap dimanfaatkan untuk berkumpul. Kebersamaan ini yang kerap dinanti.

"Ada juga yang sembahyang di rumah bersama keluarga," ucapnya.

Imlek akan ditutup dengan Cap Go Meh. Cap Go Meh jatuh pada 15 hari setelah Imlek.

Saat Cap Go Meh, kemeriahan biasanya tampak pada nyala kembang api dan petasan.

"Tapi sekarang kan petasan dilarang, jadi tidak pakai petasan lagi," tuturnya.

Yang tak kalah penting yaitu lontong Cap Go Meh. Kudapan ini menjadi kuliner khas yang dihidangkan saat penutupan Imlek.

"Lontong Cap Go Meh merupakan akulturasi dengan kebudayaan di Jawa. Bentuknya sama seperti lontong sayur, bedanya ada taburan tumbukan kedelai sama gulai bung (tunas bambu)," tutupnya.

Editor: Billy Widoera Kharisma

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler