Network
PURBALINGGAKU - Allah Swt sang al-Razzâq (Maha Pemberi Rezeki) akan tetap memberikan rezeki kepada makhluknya. Baik itu diminta maupun tidak diminta.
Bahkan, jika pun seseorang berdoa agar tidak diberi rezeki, Allah tetap akan memberikannya.
Dikutip dari islam.nu.or.id, pada Kamis, 21 Oktober 2020, dalam Kitâb al-Imtâ’ wa al-Mu’ânasah, Imam Abu Hayyan al-Tauhidi mencatat perkataan Imam Ibnu Sammak (w. 344 H) tentang rezeki.
Ibnu al-Sammak berkata:
“Andaikan seorang hamba berdoa:
‘Tuhan, jangan berikan rezeki kepadaku.’
Allah pasti menjawab:
‘Aku akan tetap memberikan rezeki-Ku kepadamu meskipun kau tak suka. Bagimu, tidak ada Pencipta selain-Ku, dan tidak ada Pemberi rezeki selain-Ku. Jika Aku tidak memberikan rezeki kepadamu, siapa lagi yang akan memberikan rezeki kepadamu?”
(Imam Abu Hayyan al-Tauhidi, Kitâb al-Imtâ’ wa al-Mu’ânasah, Beirut: al-Maktabah al-‘Ashriyyah, 2011, h. 246)
Ibnu al-Sammak (w. 344 H) adalah seorang muhaddist ahli hadits yang masyhur ke-tsiqqah-annya, dijuluki musnid al-‘iraq, bernama asli Imam Abu ‘Amr Utsman bin Ahmad bin Abdullah bin Yazid al-Baghdadi al-Daqqaq.
Segala hal di alam semesta ini berjalan atas kehendak-Nya, termasuk penciptaan, kehidupan, kematian, dan rezeki.
Andaipun seseorang berdoa dengan kekhusyu’an yang luar biasa, meminta agar Allah tidak memberinya rezeki, Allah akan tetap memberikannya.
Suka atau tidak suka; rela atau tidak rela, ia akan tetap mendapatkan rezeki. Sebab, “laisa laka khâliqun ghairî” (tidak ada bagimu Pencipta selain-Ku) dan “lâ râziqun siwayya” (tidak ada Pemberi rezeki selain-Ku).
Jadi, suka atau tidak suka, seseorang akan terus mendapatkan rezeki dari Allah.
