Kisah Kusmawireja, Pejuang Kemerdekaan RI dari Desa Karangcegak Purbalingga

17 Agustus 2022, 14:39 WIB
Kisah Kusmawireja, Pejuang Kemerdekaan RI dari Desa Karangcegak Purbalingga /

PURBALINGGAKU - Di Purbalingga, ada sosok veteran Pejuang Kemerdekaan RI yang masih sugeng hingga saat ini. Veteran tersebut adalah H. Kusmawireja yang tinggal di Karangcegak Purbalingga.

Dahulu, rumah H Kusmawireja di Karangcegak sempat dijadikan markas bagi para Pejuang Kemerdekaan RI saat menghadapi penjajah.

Rumah H. Kusmawireja yang berada di antara kebun rindang di Dusun IV RT. 18 RW. 08 Karangcegak itu nampak asri khas pedesaan yang berada di kaki Gunung Slamet.

H. Kusmawireja lahir sekitar tahun 1920 an masih nampak sehat didampingi putra-putrinya.

Baca Juga: Tumbuhkan Cinta Tanah Air, Bupati Purbalingga Bagikan Bendera ke Warga

Menurut putra ketiganya, Sakirin, ayahnya sering bercerita tentang masa perjuangan untuk mempertahankan tanah air dari penjajahan Jepang dan Belanda.

Sakirin yang menjadi juru bicara pun menuturkan bahwa saat remaja H. Kusmawireja mengikuti pendidikan militer.

"Pada masa pendudukan Jepang bapak saya masih remaja yang kemudian dilatih kemiliteran, sampai sekarang masih hafal lagu-lagu wajib Jepang," tutur Sakirin.

Sakirin menceritakan, dulu wilayah perjuangan ayahnya selain Purbalingga juga meliputi Purwokerto, Cilongok, dan Ajibarang.

Baca Juga: Edukasi Keuangan Sejak Dini, OJK Ajak Siswa di Purbalingga untuk Menabung

Kusmawireja sendiri bertugas untuk membawa senjata dan ransel para prajurit lain yang tengah berjuang.

Beberapa senjata dan ransel ia panggul sendiri dengan penuh keikhlasan dan semangat juang demi kemerdekaan Indonesia.

"Setelah Jepang pergi dari Indonesia, Belanda datang lagi, saat berjuang melawan Belanda, markas besarnya para pejuang di rumah ini," ujarnya.

Pada saat itu, lanjut Sakirin, H. Kusmawireja di bawah pimpinan Kolonel Infanteri Poedjadi Djaring Bandapoedja dalam agresi militer Belanda kedua.

Baca Juga: Heboh! Viral Rekaman CCTV Geng Motor Serang Pengunjung Alun-Alun Purwokerto

Diceritakan, ayahnya bersama para pejuang yang lain pernah menghadang kereta api yang mengangkut logistik Belanda di Ajibarang.

"Setiap pulang dari perjuangan ayah saya diperintahkan untuk menyembunyikan senjata dengan menggali tanah di kebun bambu kemudian ditutup kembali dengan dedaunan," lanjutnya.

Pada saat pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/ TII), H. Kusmawireja ditangkap di Kedung Banteng Purwokerto dengan dugaan sebagai mata-mata DI.

Pada saat itu, jika dalam waktu sehari semalam tidak ada pejabat setempat yang menjemput maka akan dieksekusi hingga akhirnya Penatus (Lurah-red) Karangcegak menjemput dan membebaskannya.

Baca Juga: Bupati Purbalingga Kukuhkan 30 Pelajar Menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kabupaten

Usai kemerdekaan, ungkap Sakirin, H. Kusmawireja berprofesi sebagai petani dan pernah juga berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Kini veteran yang telah dikaruniai 7 anak, 24 cucu, dan 29 buyut menikmati masa senjanya dengan rasa bahagia karena bisa merasakan kedamaian setelah kemerdekaan Indonesia dari penjajah Jepang dan Belanda.

"Alhamdulillah pada tahun 90an pemerintah memberikan tanda jasa dan SK Veteran, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan perhatian kepada para pejuang kemerdekaan," pungkasnya.**

Editor: Gilang Grahita

Sumber: Humas Pemkab Purbalingga

Tags

Terkini

Terpopuler