PURBALINGGAKU - Petani di Kecamatan Mrebet Purbalingga ditemukan tergeletak tak bernyawa di persawahan Desa Karangnangka, Senin malam 21 Desember 2021.
Petani yang diketahui bernama Marno (60) itu merupakan warga Desa Karangnangka Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga.
Penemuan mayat Petani di Mrebet Purbalingga itu diketahui pertama kali oleh warga desa setempat bernama Akhmad Saofal (39) dan Santosa (21).
Baca Juga: Lima LAZ di Kabupaten Purbalingga Salurkan Zakat Rp435 juta, Bupati: 'Kolaborasi yang Luar Biasa'
Menurut keduanya, mereka memang sedang mencari keberadaan Marno yang sejak pagi hingga malam tidak pulang ke rumah setelah berpamitan pergi ke sawah.
Kapolsek Mrebet Iptu Edi Surono mengatakan bahwa korban ditemukan sekira jam 19.00 WIB di persawahan Desa Karangnangka. Menurutnya, lokasinya penemuan mayat itu sekira 1 kilometer dari rumah korban.
"Saat ditemukan, korban tergelak di sawah dengan posisi terlentang dan sudah meninggal dunia," kata Edi
Baca Juga: Berikut Jadwal Pelaksanaan Seleksi PPPK Guru Tahap 2 Terbaru
Mengetahui peristiwa itu, Polisi dari Polsek Mrebet dan Inafis Polres Purbalingga yang datang kemudian melakukan mengamankan dan memeriksa TKP.
Selanjutnya menurut Edi, dilakukan pemeriksaan jenazah bersama dokter dari Puskesmas Mrebet.
"Hasil pemeriksaan luar jenazah tidak ditemukan tanda penganiayaan. Diduga korban meninggal akibat kelelahan," ujarnya.
Baca Juga: Cinta Ditolak Pemuda Asal Pemalang Mencoba Nekat Bunuh Diri, Lompat Dari Tower 70 Meter
Edi mengatakan, dari keterangan pihak keluarga, sebelum kejadian korban yang sudah terlihat kelelahan berpamitan pergi ke sawah garapan pada sore hari.
Namun hingga petang korban tidak kunjung pulang. Kemudian dilakukan pencarian dan ditemukan sudah meninggal dunia.
Edi menambahkan setelah dilakukan pemeriksaan kemudian jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Baca Juga: Pohon Tumbang di Karangjambu Akibat Hujan Deras Menimpa Kabel dan Menutup Jalan
Atas peristiwa itu menurut Edi, Keluarga di Purbalingga menerima kematian korban sebagai musibah dan tidak menghendaki dilakukan outopsi.***