Social Movement Nadiem sebagai Pondasi Baru Pendidikan Indonesia

- 18 April 2023, 00:22 WIB
Ilustrasi mahasiswa
Ilustrasi mahasiswa /

Dimensi lainnya, memangkas teori juga bisa mengurangi pengetahuan mahasiswa. Mahasiswa di era kurikulum sebelum Merdeka Belajar, mungkin mendapatkan teori lebih daripada era sekarang. Pertanyaannya, apakah mahasiswa sekarang lemah secara teori karena menjadi peserta magang? Jika dipaksakan mereka tetap kuliah aktif sekaligus magang, bisa jadi mengulur waktu kelulusan.  

Sistem konversi pencapaian pembelajaran di Indonesia menjadi pekerjaan rumah bersama yang harus dicarikan jalan keluarnya. Terutama agar teori dan praktik bisa berjalan seimbang.

Merujuk pada fenomena di atas, saatnya dunia pendidikan di Indonesia perlu belajar dari sistem pendidikan di Finlandia yang masih jadi kiblat pendidikan terbaik di dunia. Hal ini diperkuat riset PISA (The Program for International Student Assesment, Tahun 2000). Finlandia menekankan sistem diagnosis dan intervensi dini yang menjadi pembeda dengan negara lain yang masih mendeteksi kesulitan dari evaluasi melalui tes kognitif.

Banyak negara yang mengukur kapasitas siswa dari standar nilai ujian, sementara Finlandia menerapkan sistem Test Less Learn More. Finlandia percaya bila tidak ada ada standar baku untuk menilai kemampuan siswa. Sehingga sistem pembelajaran lebih menekankan pada learning community, dengan melakukan kolaborasi antara pendidik, siswa, dan masyarakat.

Keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia nyatanya membutuhkan waktu lebih dari 40 tahun. Bukanlah waktu sebentar untuk membangun pondasi pendidikan terbaik di dunia saat ini. Finlandia sudah jauh-jauh hari mencuri start memulai sistem yang berhasil mendobrak sektor ekonomi di era modernisasi ini. Dalam kurun waktu tersebut, pemerintahan Finlandia secara konsisten menggarap sistem pendidikan dengan serius, meskipun berganti-ganti kepemimpinan.

Berbeda dengan sistem pendidikan di Australia yang mengintegrasikan sistem pendidikan Top Up dan Bottom Up. Top merujuk pada kebijakan politik lokal untuk membuat framework kurikulum agar diterapkan di sekolah-sekolah yang secara fungsi dianggap masih lemah.

Dari dua negara di atas, Indonesia pernah mencoba menerapkan sistem desentralisasi semacam ini pada tahun 2006 melalui KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kala itu, sistem otonomi daerah sedang digalakkan pascareformasi. Adanya KTSP memotong kompas proses kurikulum yang bertele-tele. Namun, sistem ini justru dianggap sebagai biang kerok kegagalan sistemik dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Kegagalan KTSP tidak lepas dari kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum mandiri. Guru secara spesifik tidak mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan kurikulum secara mandiri. Hal inilah yang menjadikan KTSP hanya sebatas istilah saja. Penerapannya masih mengacu pada KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

KTSP berakhir digantikan dengan KURTILAS (Kurikulum 2013). Kurikulum ini menggunakan empat aspek penilaian, dari segi pengetahuan, keterampilan, sosial, dan spiritual. Dalam perjalanannya, KURTILAS juga mengalami kendala. Terutama kesulitan guru untuk fokus pada empat aspek tersebut secara bersamaan. Setelah dilakukan evaluasi, KURTILAS digantikan dengan Kurikulum Merdeka yang diluncurkan tahun 2022 oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim.

Pondasi Kebangkitan Pendidikan di Indonesia

Halaman:

Editor: Tias Cahya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x