Fraksi PKS DPR RI Tolak Wacana Kenaikan Harga Pertalite

29 Oktober 2021, 19:30 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto, menolak wacana kenaikan harha Pertalite. /Dok. Fraksi PKS DPR RI

PURBALINGGAKU - Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih menyatakan bahwa Pertamina menanggung kerugian Rp3.350 per liter terhadap penjualan Pertalite.

Padahal, harga keekonomian Pertalite (RON 90) sebenarnya sudah berada di atas Rp 11.000 per liter, sementara Pertamina masih menjual jauh di dengan harga Rp7.650 per liter.

Energy Watch Indonesia (EWI) pun mengusulkan  Pertamina menaikan harga Pertalite. Agar, tidak berdampak buruk bagi keuangan perusahaan plat merah itu dan menjauhkan dari potensi merugi yang besar.

Baca Juga: Cek Fakta! PDIP Usul Pesantren Ditutup di Seluruh Indonesia

Namun demikian, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menolak penyesuaian harga jual BBM jenis Pertalite. Dia mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi perekonomian masyarakat saat ini.

"Fraksi PKS pasti menolak rencana kenaikan itu. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga jual BBM jenis Pertalite. Karena saat ini pandemi belum usai dan daya beli masyarakat masih lemah," kata Mulyanto seperti dikutip dari Antara, Jumat, 29 Oktober 2021.

Selama ini, lanjut Mulyanto, pemerintah terlalu berpihak pada Pertamina dalam hal kenaikan harga jual BBM.

Baca Juga: Jokowi Harapkan Media Baru Dukung Transformasi Kemajuan Bangsa, 'Jangan Sekedar Clickbait!'

Menurutnya, ketika harga BBM anjlok di awal pandemi COVID-19, pemerintah menyetujui Pertamina tidak menurunkan harga jual BBM dengan alasan agar kerugian Pertamina tidak terlalu dalam.

Saat itu, harga BBM yang harusnya turun malah dijual dengan harga biasa tanpa penyesuaian. Padahal, imbuh Mulyanto, di negara-negara ASEAN harga jual BBM diturunkan.

"Sekarang ketika harga BBM mulai merambat naik, pemerintah justru mewacanakan kenaikan BBM dengan menggunakan logika yang serupa. Tentu, tidak adil bagi masyarakat," katanya tegas.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Patwal, Ternyata Sopir Sempat Kabur Setelah Menabrak Polisi

Selain itu, lanjut Mulyanto, tidak tepat jika dikatakan bahwa permintaan masyarakat terhadap Premium menurun dan mereka beralih ke Pertalite.

Animo masyarakat terhadap Premium masih tinggi, sehingga tetap perlu alokasi anggaran untuk pengadaan BBM murah tersebut.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah sedang mengkaji perubahan harga jual BBM jenis Pertalite akibat kenaikan harga minyak dunia.

Pemerintah menilai harga jual Pertalite saat ini Rp7.650 tidak sesuai dengan harga keekonomian yang sudah mencapai harga Rp11.000.***

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler