Sirine Tsunami di Cilacap Rusak, BMKG: Peringatan Dini Gunakan Aplikasi Sirita untuk Android

6 Oktober 2021, 15:33 WIB
Ilustrasi Tsunami /Yuni Astuti/Pexels

PURBALINGGAKU - Sirine EWS (early warning system) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah diketahui telah rusak. Bukan hanya terjadi di Cilacap, tetapi juga pada ratusan sirine tsunami di berbagai wilayah Indonesia.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan hal tersebut saat peluncuran sistem peringatan dini tsunami berbasis frekuensi radio dan aplikasi Sirita (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert), Senin 4 Oktober 2021 di Cilacap.

Sirine EWS sendiri merupakan hibah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk daerah rawan tsunami. Setelah terpasang puluhan tahun, Dwikorawati mengatakan alat tersebut telah habis life time-nya.

"EWS yang sudah tidak berfungsi itu puluhan, mungkin hampir 100 atau bahkan lebih. Kenapa? Life time-nya sudah habis, dipasang sudah 10 tahun yang lalu dan biaya pemeliharaannya mahal, apalagi di Cilacap ini kan  korosi," katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu 6 Oktober 2021.

Baca Juga: Apresiasi Kinerja Pemerintah, Said Aqil Sebut Jokowi Bapak Infrastruktur

Karena itu, Dwikorawati menambahkan, alternatif lain peringatan dini tsunami bisa menggunakan aplikasi sirita berbasis Android dan peringatan berbasis frekuensi radio.

Aplikasi sirine tsunami berbasis android itu bisa diunduh di Play Store. Dari penjelasannya, aplikasi akan memberikan pemberitahuan berupa suara kepada user jika ada perintah evakuasi dari pemerintah.

Aplikasi akan aktif berdasarkan perhitungan saintifik yang memanfaatkan user geo-location, modul GPS perangkat selular, dan pemodelan tsunami BMKG.

Selain itu, juga terdapat materi edukasi mitigasi bencana tsunami dan gempa bumi, termasuk langkah-langkah antisipasinya.

Baca Juga: Depresi Terhimpit Ekonomi, Seorang Warga Banyumas Terjun ke Sungai Serayu

Suku Cadang Sirine EWS Susah Diperoleh
Sementara itu, Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rahman mengatakan sirine EWS merupakan hibah yang saat ini dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap.

"Kalau kita menganggarkan (perbaikan) mungkin enggak ketemu lagi karena sudah puluhan tahun yang lalu," katanya.

Pihaknya setuju untuk menggunakan aplikasi Sirita dan peringatan dini tsunami berbasis frekuensi radio.

Menurutnya, tekonologi perlu dimanfaatkan untuk memudahkan masyarakat dan perlahan menggantikan sirine EWS yang rusak dimakan waktu.

Baca Juga: Raih WTP 5 Tahun Berturut- turut, Bupati Purbalingga Hanya Dapat Plakat

Wakil Bupati, Syamsul mengapresiasi kepedulian BMKG. Sebab, wilayahnya merupakan salah satu daerah yang berpotensi terkena ancaman gempa megathrust berkekuatan 8,7 SR.

Gempa dengan skala tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami setinggi 12 meter. Rangkaian acara BMKG seperti simulasi jalur evakuasi sangat bermanfaat bagi kesiap-siagaan mengahadapi bencana di Cilacap.

"Alhamdulillah tadi sudah disimulasikan rute atau jalur untuk evakuasi. Intinya, bagaimana kita memetakan, memitigasi agar masyarakat nanti berada pada jalur yang tepat, termasuk pemanfaatan gedung-gedung yang tinggi seperti Politeknik Negeri Cilacap," katanya.

Dia menambahkan, simulasi dan penyusuran jalur evakuasi bukan didasarkan pada harapan terjadinya tsunami. Melainkan, bagian dari kesiapsiagaan masyarakat untuk mengahdapi bencana jika benar-benar terjadi.***

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: ANTARA Pexels

Tags

Terkini

Terpopuler