Tradisi Apa Saja yang Ada pada Kelahiran Bayi? Tidak Hanya Aqiqah

- 18 November 2023, 16:22 WIB
Ilustrasi: Tradisi apa saja yang ada pada kelahiran bayi?
Ilustrasi: Tradisi apa saja yang ada pada kelahiran bayi? /pixabay/Ben_Kerckx
PURBALINGGAKU- Indonesia memang dikenal memiliki budaya yang beragam sehingga seringkali antara budaya dan agama masih saling berhubungan. Salah satunya dalam proses aqiqah, dimana ibadah ini sebagai ucapan rasa syukur terhadap Allah SWT atas kelahiran sang buah hati. Namun tradisi apa saja yang ada pada kelahiran bayi sebenarnya beragam.

Tradisi Apa Saja yang Ada pada Kelahiran Bayi

Meskipun keberadaan budaya ini mulai ditinggalkan namun beberapa masyarakat yang masih kental tetap melaksanakannya secara turun temurun. Jadi, tradisi apa saja yang ada pada kelahiran bayi? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Memasak Daging Kambing Agar Tidak Bau dan Empuk

Pertama, ritual sepasar. Ritual ini merupakan hitungan yang didasarkan lima hari pasca bayi lahir ke dunia. Dalam budaya Jawa sendiri memiliki hari tersendiri yang biasa disebut dengan pasaran dimana hanya terdiri dari lima hari diantaranya Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi.

Dalam hal ini biasanya orang tua yang memiliki bayi baru lahir akan membagikan makanan pada tetangganya sekaligus diadakan tasyakuran. Namun seringkali adat ini kemudian digabungkan dengan prosesi akikah agar tidak memakan biaya lebih banyak. Dimana kurang lebih memang acaranya hampir serupa.

Kedua, ritual selapanan. Ritual in biasanya diiringi dengan bacaan syair dari Al-Barzanji. Dimana masyarakat daerah masih seringkali mengumandangkan syair tersebut dalam selapanan. Ritual ini tetap dilaksanakan meskipun di area perkotaan memang mulai meninggalkannya.

Dalam hal merawat bayi yang baru saja dilahirkan memang membutuhkan ketelatenan dan kehati-hatian agar bayi terhindar dari berbagi hal yang berpotensi menyebabkan penyakit. Dimana dalam ritual ini terdapat proses meniup kepala bayi.

Adat ini memang mulai ditinggalkan untuk menghindari potensi bayi terkena penyakit karena kita tidak memahami penyakit apa saja yang dibawa dari orang-orang yang meniup bayi.

Sebagian masyarakat menganggap ritual ini termasuk ke dalam bidah karena bukan dicontohkan dari Rosul. Sehingga sebagian dari masyarakat meninggalkan ritual ini.

Baca Juga: Tidak Boleh Sembarangan! Begini Cara Memilih Kambing untuk Aqiqah

Namun golongan tertentu memang masih mempertahankannya sebagai warisan dari budaya. Terlebih didalamnya pun terdapat bacaan sholawat secara bersama-sama dengan masyarakat yang datang ke ritual tersebut. Dimana sholawat ini baik dibacakan untuk sang bayi.

Halaman:

Editor: Tias Cahya

Sumber: Dari Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x