Network
PURBALINGGAKU - House of the Dragon, memulai adegan yang meyakinkan pada episode pertamanya.
Konflik yang ditampilkan House of the Dragon dikemas secara epik, dengan moral karakternya yang abu-abu.
Bahkan adegan dalam House of the Dragon, memiliki hubungan erat dengan perang terbesar dalam Game of Thrones.
Terutama pada kematian Daenerys Targeryen dalam Game of Thrones.
Serial House of the Dragon Season 1, Episode 1 "The Heirs of the Dragon", dibuka dengan penghormatan untuk Danerys Targeryen.
Teks pembuka dalam serial ini cukup menarik, dimana kejadian diambil 173 tahun sebelum Daenerys Targeryen.
Daenerys adalah Targeryen terakhir dalam Dinasti tersebut.
Disisi lain, Jon Snow pergi ke wilayah North of the Wall, tetapi warisan aslinya hanya diketahui oleh sedikt orang.
Kecintaan fans pada Daenerys, adalah alasan utama mengapa muncul serial House of the Dragon.
Layaknya episode perdana dalam Game of Thrones, episode House of the Dragon juga dimulai secara lambat, mulai dari memperkenalkan latar dan karakter didalmnya.
Wasteros menjadi tampak berbeda, ketika diperintah oleh Raja Viserys I, dan adegan episode 1 hanya berkisar di Kings Landing.
Bersama dengan Viserys, terdapat karakter yang berperan sebagai putrinya yaitu Rhaenyra, dan saudaranya yang licik, Daemon.
Setelah kematian istri dan putra Viserys, Dewan memaksa untuk menunjuk ahli waris baru.
Nama Daemon dilontarkan, tetapi hal ini terlelu gegabah dan kejam.
Kemudian, sepupu Viserys yang lebih tua, yaitu Rhanerys. Ketika disebutkan namanya justru ditertawakan, karena dirinya sudah diabaikan sebagai Ratu.
Pilihan terakhir adalah Rhaenyra, yang menurut Viserys adalah pilihan terbaik.
Ketika Viserys memberi tahu Rhaenyra, bahwa dirinya akan menjadi pewaris kerajaan.
Ia juga membebani Rhaenyra dengan rahasia yang hanya diwariskan diantara para pewaris Tahta tersebut.
Leluhur mereka, Aegon the Conquerer datang ke Westeros melalui mimpi, dimana musim dingin hebat akan menyerang manusia yang hidup dan mengakhir perabadan.
Musim dingin paling terkenal sebagai perang besar, adalah pertarungan melawan White Walker dan pasukan Night King dalam season terakhir Games of Thrones.
Lebih lanjut, Viserys mengatakan pada Rhaenyra, bahwa penting bagi seorang Targeryen duduk di Iron Throne selama musim dingin.
Hal ini dilakukan, untuk menyatukan Tujuh Kerajaan, serta melindungi rakyatnya.
Seperti yang diketahui, Daenerys belum duduk di Iron Throne ketika Night King mencapai Winterfell.
Cersei Lannister, bahkan saat itu tidak melakukan apapun untuk membantu melawan White Walkers.
Daenerys dan Naganya, memiliki peran penting untuk dimainkan dalam musim dingin, sebab ia adalah alasan mengapa umat manusia menang.
Aegon tahu, bahwa Targeryen akan melindungi rakyat Wasteros dari kematian. Sayangnya, ia gagal memprediksi bahwa tahta Targeryen akan segera berakhir.
Setelah pertarungan selesai, Daenerys tidak memiliki tempat di Wasteros oleh sebagian besar rakyatnya.
North masih belum pulih dari kondisi, dan sedang bersiap untuk musim dingin.
Pertarungan Daenerys untuk Iron Throne adalah kegagalan.
Kematian Daenrys, adalah wahyu menyedihkan yang menyiratkan bahwa visi Aegon adalah kematian dinasti Targaryen.
Daenerys tidak lebih dari sekedar senjata saat musim dingin hebat.
Bagaimanapun kondisinya, mayoritas Wasteros tidka akan menerimanya sebagai penguasa mereka.
Daenerys dianggap sebagai orang luar, sekaligus Jon Snow dianggap lebih baik karena ia adalah laki-laki.
Ada teka-teki yang serupa dalam House of the Dragon, sebab banyak penguasa Wasteros yang jelas-jelas tidak menyetujui keputusan Viserys menjadikan Rhaenyra sebagai pewarisnya.
Ketidaksetujuan itu, terutama karena Rhaenyra adalah seorang wanita.
Visi Song of Ice and Fire dari Aegon, lebih dari sekedar peringatan, tetapi kutukan Targaryen yang gagal dipatahkan oleh Daenerys.
Serial House of the Dragon, bisa Anda saksikan melalui layanan streaming HBO Max.***
